Newsletter

Awas Archegos Effect ke Mana-mana, Apa Kabar Bursa?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
28 April 2021 06:40
Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Pasar Finansial Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir variatif pada perdagangan Selasa (27/4/2021). Indeks Dow Jones Industrial Average naik hanya 3,36 poin (+0,1%) ke 33.984,93. Sebaliknya, S&P 500 surut 0,9 poin (-0,02%) ke 4.186,72 dan Nasdaq drop 48,6 poin (-0,34%) ke 14.090,22.

Koreksi Nasdaq terjadi bersamaan dengan ambrolnya saham Tesla sebesar -4,5% setelah perseroan mengumumkan bahwa kinerjanya tertolong berkat jualan Bitcoin. Perusahaan yang dikendalikan Elon Musk tersebut sahamnya sudah anjlok 20% dari rekor tertingginya, meski masih terhitung melesat 300% dalam 12 bulan terakhir.

Saham UPS melejit 10% setelah laba bersihnya melampaui estimasi pasar dengan kenaikan penjualan sebesar 27%. Investor mengantisipasi rilis kinerja raksasa lainnya yakni Microsoft, AMD, dan Alphabet (induk usaha Google) yang bakal dirilis pada petang waktu setempat, atau pagi ini waktu Indonesia.

"Di luar fakta bahwa ekspektasinya tinggi, Saya yakin saham FANG (Facebook, Amazon, Netflix, Google) berkinerja baik dan saya pikir katalisnya akan terus mengarah pada rekor tertinggi baru indeks S&P 500," tutur Jeff Kilburg, Chief Investment Officer Sanctuary Wealth, seperti dikutip CNBC International.

Sejauh ini, 84% dari konstituen indeks S&P 500 yang telah merilis kinerja membukukan laba bersih yang melampaui estimasi pasar, sebagaimana direkam Factset. Namun reli saham mereka cenderung biasa saja karena kenaikan laba itu sudah tercermin (priced in) di harga sekarang.

Saham GameStop naik lebih dari 5% setelah peritel video game tersebut berencana menjual 3,5 juta saham baru, membidik dana sebesar US$ 551 juta untuk mempercepat transformasi menuju e-commerce.

Pelaku pasar memantau rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) yang akan meramu kebijakan moneter terbarunya. Pasar memperkirakan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan moneter.

Survei CNBC International berujung pada proyeksi suku bunga acuan tetap di level sekarang 0-0,25% dan program pembelian aset yang tetap sebesar US$ 120 miliar per bulan. Namun, pasar menanti apakah nada komentar Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell akan berubah terkait dengan inflasi, yang akan mempengaruhi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Rilis data ekonomi di AS membantu memperkuat sentimen, dengan indeks harga rumah Februari S&P CoreLogic Case-Shiller melesat 12% (secara tahunan) dan 11,2% (bulanan) ke level tertingginya dalam 15 tahun. Ini mengindikasikan bahwa permintaan hunian kembali pulih.

Di sisi lain, indeks keyakinan konsumen versi Conference Board melesat tajam ke angka 121,7 yang merupakan level tertingginya sejak Februari 2020, atau sejak era pandemi. Data ini mensinyalkan bahwa belanja masyarakat AS bakal menguat.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular