Newsletter

Bitcoin Lagi Tertekan, Apa Kabar Bursa Saham Hari Ini?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
26 April 2021 06:40
Bitcoin
Foto: Reuters

Rencana Biden menaikkan pajak atas capital gain menjadi 39,6% masih akan membayangi pergerakan pasar saham di Amerika Serikat (AS), termasuk juga pasar mata uang kripto. Kebijakan pajak tersebut bakal membuat beban potongan pajak yang dinikmati seperlima investor individu terkaya AS terpangkas rata-rata hingga 20% lebih.

Rencana tersebut telah membuat bursa saham AS tertekan pekan lalu, demikian juga dengan bursa mata uang kripto yang lagi naik daun. Tekanan terutama terlihat di pasar mata uang digital tersebut, setelah nilai pasarnya merosot US$200 miliar dalam sepekan atau setara dengan Rp 2.900 triliun.

Koreksi ini wajar terjadi karena sepanjang tahun berjalan saja, harga Bitcoin telah melesat 66% sementara Ethereum melambung hingga lebih dari 200%. Harga Bitcoin pada Sabtu pekan lalu anjlok 15,1% menjadi US$ 49.254,75 . Artinya, dalam sepekan ini harga mata uang kripto terpopuler ini drop US$ 11.608/keping, atau setara Rp 168,5 juta.

Posisi harga tersebut kian jauh dari level tertinggi sepanjang masanya pada 13 Maret 2021 sebesar US$ 61.606,06 (Rp 895,6 juta). Sementara itu, Ethereum juga anjlok 5,2% ke level US$ 2.234,56 per unit, setelah pada Sabtu pekan lalu berada di level US$ 2.392,52 /unit.

"Bagi investor ritel yang baru masuk, strateginya tetap sama yakni jangan taruh seluruh telur di satu keranjang dan tempatkan sedikit dari portofolio anda ke mata uang kripto... Tak peduli anda kaum garis keras yang percaya pada mata uang kripto atau tidak, diversifikasi adalah kunci," tutur Eric Demuth, CEO broker mata uang digital Bitpanda, pada CNBC International.

Koreksi mata uang kripto berlawanan arah dengan harga obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menguat, di mana imbal hasilnya (yang bergerak berlawanan arah dari harga) terus melemah hingga ke level 1,5%, meninggalkan level tertingginya tahun ini sebesar 1,77%.

Pelaku pasar memborong surat utang di tengah kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara, untuk melindungi risiko tertundanya pemulihan ekonomi dunia. Di sisi lain, harga emas dunia yang juga merupakan aset lindung nilai paling asli (bukan ngadi-ngadi) menguat 0,64% sepekan ini ke level US$ 1.787,75 per troy ons.

Para investor meyakini bahwa mata uang kripto menjadi aset alternatif untuk melindungi nilai (hedging) kekayaan mereka dari gerusan inflasi. Namun, volatilitasnya sangat tinggi karena suplai yang terbatas dan minimnya basis fundamental yang melandasi naik-turunnya harga.

Koreksi sepekan lalu membuktikan bahwa posisi mata uang digital tersebut belum sepenuhnya bisa disejajarkan dengan aset lindung nilai yang lebih senior. Hal ini memberikan peluang bagi investor untuk mengurangi portofolionya di Bitcoin cs dan kembali memburu high risk high return lainnya seperti saham.

Tren serupa kemungkinan terlihat pada perdagangan di bursa nasional pagi ini, sembari menunggu kabar positif dari kinerja emiten dan kebijakan baru pemerintah untuk menggenjot perekonomian.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular