Newsletter

IHSG Hari Ini Kayak Pacaran, Masih Banyak Ketidakpastian

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 April 2021 06:30
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Minggu ini bakal menjadi minggu sibuk lainnya. Tidak hanya rilis data ekonomi fokus pasar terbelah. Untuk itu baik investor maupun trader penting untuk memantau perkembangan isu yang beredar di pasar belakangan ini. 

Yield obligasi pemerintah AS dan greenback masih harus terus dipantau. Kombinasi keduanya bisa membuat pasar saham mengalami koreksi dan mata uang negara berkembang termasuk rupiah terdepresiasi. 

Kenaikan lanjutan yield obligasi dan dolar AS berpeluang besar untuk memicu terjadinya outflow dari pasar modal RI. Ketika outflow terjadi secara besar-besaran maka rupiah akan menjadi tumbal.

Sentimen kedua yang juga perlu menjadi perhatian pelaku pasar adalah perkembangan proposal infrastruktur senilai US$ 2 triliun. Menurut ekonom jika proposal ini disetujui Kongres maka bisa meningkatkan output perekonomian AS sebesar 0,5 sampai dengan 1 poin persentase. 

Namun rencana Biden tak bisa dibilang mulus, lawan Biden tak hanya para produsen minyak di Paman Sam tetapi juga kongres yang suaranya terpecah. Beberapa Demokrat dan aktivis lingkungan khawatir momentum ini tak bisa dimanfaatkan untuk membawa perubahan.

Beberapa anggota Partai Republik yang menentang paket bantuan pandemi Biden juga mengutuk tujuan presiden untuk memasukkan kebijakan iklim ke dalam undang-undang infrastruktur. 

Di sisi lain rencana Biden untuk menaikkan pajak juga menuai pro dan kontra. Biden juga berencana untuk menaikkan tarif pajak perusahaan AS menjadi 28% dari pajak sebesar 21% yang ditetapkan di masa Presiden Trump tahun 2017.

Menurut ahli strategi ekuitas UBS laba S&P 500 dapat terpukul 7,4% jika rencana pajak yang diusulkan oleh Biden itu terlaksana. Kenaikan pajak sangatlah riskan bagi pasar yang sedang sangat sensitif. 

Bagaimanapun juga tampaknya usulan-usulan Biden ini masih akan menjadi perdebatan yang alot terutama di kursi legislatif. Jalan sepakat masih belum tampak. Untuk sementara waktu investor dan trader harus kembali melihat pasar yang masih bergejolak.

Hari ini beberapa negara juga merilis data sektor manufaktur dan jasanya seperti Jepang, India dan Rusia. Sementara itu Turki akan merilis data inflasi. Apabila sektor manufaktur bergeliat maka harapan pemulihan ekonomi semakin nyata. 

Namun karena masih banyak risiko ketidakpastian, maka investor maupun trader harus sudah terbiasa dengan volatilitas di pasar yang cenderung lebih tinggi daripada biasanya. 

(twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular