
Wall Street Bawa Kabar Baik, Bisakah Seberangi Atlantik?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) akhirnya kembali ditutup menguat, walaupun untuk indeks Dow Jones masih melemah pada perdagangan kemarin, sehingga hal ini dapat menjadi perhatian pelaku pasar dalam negeri.
Penguatan Wall Street tak lain didukung oleh kenaikan saham teknologi yang kembali terjadi pada perdagangan kemarin.
Selain itu, pasar juga patut mencermati peluncuran paket stimulus infrastrukur senilai US$ 2 triliun lebih, yang berdampak pada kenaikan tarif pajak korporasi AS menjadi 28%.
Pelaku psar juga perlu mencermati pergerakan yield Treasury yang kembali menurun pada perdagangan Rabu waktu AS.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) cenderung stagnan di level 1,73% pada perdagangan kemarin, setelah sempat naik ke level tertingginya selama 14 bulan terakhir sebesar 1,77%.
Pelaku pasar juga perlu mencermati data ketenagakerjaan AS, di mana ADP mencatat ada 517.000 penyerapan tenaga kerja baru di sektor swasta, atau menjadi yang terbaik sejak September 2020. Angka tersebut melonjak dari posisi Februari yang berada di angka 176.000 meski sedikit di bawah estimasi Dow Jones sebesar 525.000.
Namun, data resmi tenaga kerja Maret akan dirilis pada Jumat, di mana ekonom dalam survei Dow Jones memperkirakan ada tambahan 630.000 pos kerja baru pada Maret, dan angka pengangguran anjlok menjadi 6% dari sebelumnya 6,2%.
Dari rilis data ekonomi lainnya, hari ini di beberapa negara akan merilis data indeks manajer pembelian (Purchasing Manager' Index/PMI) manufaktur versi Markit pada periode Maret 2021.
Adapun negara-negara yang akan merilis data PMI manufakturnya antara lain Australia, Korea Selatan, China (versi Caixin/Markit), Zona Euro, Inggris, dan AS.
Sementara di dalam negeri, rilis data ekonomi pada hari ini adalah data PMI manufaktur Markit periode Maret 2021 dan data inflasi periode Maret 2021.
(chd/chd)