
Sah! Dividen Bebas Pajak, IHSG Meroket atau Meleset Nih?

Bursa saham AS (Wall Street) berakhir melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat akibat diterpa aksi ambil untung (profit taking).
Indeks S&P 500 melemah 0,81% setelah membukukan penguatan lebih dari 2% di awal pekan, menjadi yang terbaik sejak Juni 2020. Indeks Dow Jones turun 0,46% dan Nasdaq jeblok 1,7%.
Wall Street mengawali bulan Maret dengan melesat tajam, melanjutkan kinerja positif sepanjang bulan Februari. Indeks S&P 500 (sebesar 2,38%) atau terbaik sejak Juni 2020. Sementara itu, Dow Jones naik 1,95% dan Nasdaq meroket 3% menjadi kinerja harian terbaik sejak November.
Sementara sepanjang Februari, indeks Dow Jones menguat 3,2%, S&P 400 2,6%, dan Nasdaq 0,9%.
Sektor siklikal seperti energi dan finansial terus berkinerja melampaui ekspektasi pasar di tengah optimisme mengenai vaksin dan pemulihan ekonomi. Di sisi lain, tersendatnya laju kenaikan yield obligasi pemerintah AS membagikan sentimen positif untuk saham teknologi.
"Kecemasan seputar yield cenderung bertanggung-jawab terhadap koreksi S&P 500 sebesar 3% dari rekor tertingginya pada Februari,"tutur Mark Haefele, Kepala Investasi UBS Global Wealth Management, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Gangguan tersebut, lanjut dia, bersifat sementara dan investor akan kembali memutar uangnya di bursa saham. Kenaikan imbal hasil bagaimanapun juga didorong optimisme bahwa ekonomi akan tumbuh, dan bukan otomatis memicu inflasi yang liar.
Investor cenderung menunggu komentar calon ketua Otoritas Jasa Keuangan (Securities and Exchange Commission/SEC) AS Gary Gensler dan Gubernur The Fed Lael Brainard yang akan berbicara mengenai kondisi keuangan dan perekonomian AS, termasuk juga ekspektasi inflasi.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
(pap/pap)