Newsletter

Ada yang Ramal Pasar Saham Ambruk 8%, Penyebabnya Ini!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 February 2021 06:21
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Walaupun IHSG masih mampu menguat, tetapi data perdagangan menunjukkan bahwa transaksi justru semakin sepi. Rata-rata transaksi saham di bursa semakin mendekati Rp 10 triliun. Padahal di akhir Januari dan awal Februari lalu transaksinya mencapai Rp 20 triliun. 

Investor asing juga mulai melepas kepemilikan saham. Minggu lalu saja asing sudah mencatatkan aksi jual bersih di pasar reguler sebesar Rp 566 miliar. Namun masih ada beberapa saham yang menjadi buruan asing. Salah satunya adalah bank pelat merah BUKU IV PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Sejak rencana akuisisi PT Pegadaian dan PT PNM dipublikasikan, saham BBRI terus dikoleksi asing. Harga sahamnya pun mengalami kenaikan sebesar 2,35% dalam seminggu terakhir. Asing mencatatkan aksi beli bersih saham BBRI hampir senilai Rp 500 miliar.

Masih terkait saham-saham di sektor perbankan. Investor juga perlu mencermati pergerakan harga saham bank-bank mini. Ketentuan OJK untuk terus memperkuat permodalan perbankan membuat bank terus berupaya mencari investor untuk menyuntikkan modal.

Beberapa saham yang menjadi sorotan investor adalah PT Bank Bumi Artha Tbk (BNBA). Desas-desus yang beredar, bank BUKU II ini dilirik oleh SEA Group yang menjadi induk perusahaan Shopee untuk dijadikan bank digital.

Saham BNBA sudah melesat ratusan persen dalam satu bulan terakhir. Sempat disuspensi oleh otoritas bursa, saham ini masih saja terus menguat. Minggu ini tepatnya pada hari Selasa (23/2/2021) perusahaan akan menggelar public expose insidentil. 

Tentu saja apa yang akan dibahas di acara paparan publik secara virtual tersebut menarik untuk dicermati mengingat sebelumnya pihak perusahaan menjelaskan bahwa pihaknya baru mengetahui rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar. 

Saham-saham lain yang juga patut dicermati adalah saham di sektor otomotif dan properti setelah Pemerintah, BI dan OJK memberikan stimulus dan pelonggaran. Terakhir ada duo saham yang sektor konsumen yang mengalami tekanan minggu lalu.

Apalagi kalau bukan PT Indofoof Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Nilai kapitalisasi pasar dua perusahaan yang dikuasai oleh Group Salim tersebut turun lebih dari 3% setelah beberapa produk jajanan populernya seperti Lays dan Cheetos dikabarkan tak akan lagi berproduksi.

Investor perlu mencermati apakah kedua saham tersebut masih akan tertekan hari ini. Namun adanya koreksi lanjutan di saham tersebut juga membuka menciptakan momentum untuk beli mengingat valuasi yang sudah tergolong murah dan harga saham yang sudah tertekan lebih dari 10% di sepanjang tahun ini.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular