
Kabar Baik dari Vaksin Covid J&J, Semoga Ada Happy Weekend!

Kinerja Wall Street yang tak memuaskan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan Asia yang akan buka pada pagi hari ini, Jumat (15/1/2021) tak terkecuali untuk IHSG. Namun dibalik sentimen positif tersebut terselip kabar yang menggembirakan.
Kabar positif kini datang dari perusahaan farmasi global Johnson & Johnson (J&J). Setelah melakukan uji coba terhadap vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan, hasilnya pun menjanjikan.
Ilmuwan J&J secara acak menyuntikkan kandidat vaksin yang dikembangkan kepada orang dewasa sehat antara usia 18 dan 55 dan mereka yang berusia di atas 65 tahun dengan dosis vaksin yang tinggi maupun rendah dan plasebo (kontrol).
Sebagian besar sukarelawan dilaporkan menghasilkan antibodi penetral yang dapat dideteksi, yang diyakini para peneliti memainkan peran penting dalam mempertahankan diri dari infeksi virus setelah 28 hari percobaan penyuntikan.
Pada hari ke 57, semua sukarelawan memiliki antibodi yang terdeteksi, terlepas dari dosis vaksin atau kelompok usia, dan tetap stabil selama setidaknya 71 hari dalam kelompok usia 18 hingga 55 tahun.
Berbeda dengan kebanyakan vaksin Covid-19 lain yang membutuhkan dua dosis atau dua kali suntikan, vaksin yang dibuat oleh J&J hanya membutuhkan satu dosis saja untuk setiap orang. Itu berarti pasien tidak perlu kembali untuk mendapatkan dosis tambahan sehingga menyederhanakan kebutuhan logistik.
"Data uji klinis fase satu dan dua menunjukkan satu suntikan vaksin memberikan antibodi yang berkelanjutan" kata Dr. Paul Stoffels, kepala petugas ilmiah di J&J, kepada Meg Tirrell dari CNBC dalam sebuah wawancara. Dia menambahkan hal itu memberi perusahaan keyakinan bahwa vaksin itu akan sangat efektif melawan virus.
Uji coba tersebut menguji 805 relawan. Perusahaan diharapkan untuk merilis hasil dari 45.000 orang uji coba fase tiga akhir bulan ini. J&J menggunakan teknologi yang sama dengan yang digunakan untuk mengembangkan vaksin Ebola untuk vaksin Covid-19.
Pernyataan Jerome Powell yang kembali menegaskan bahwa kebijakan moneter akan tetap akomodatif akan kembali menekan dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS sehingga memberikan peluang untuk rupiah dan harga surat-surat utang RI untuk menguat.
Kendati IHSG juga mendapat sentimen positif, tetapi reli kencang yang sudah terjadi berpotensi memicu terjadinya koreksi yang sehat. IHSG berpeluang untuk mengalami volatilitas yang tinggi seperti dalam dua hari perdagangan terakhir.
(twg/twg)