Newsletter

Kabar Baik dari Vaksin Covid J&J, Semoga Ada Happy Weekend!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 January 2021 06:12
wall street
Foto: Reuters

Kendati banyak pihak baik pelaku pasar maupun analis yang sudah mewanti-wanti bahwa valuasi saham AS yang termasuk 'ketinggian', tetapi bukan berarti pesta dan euforia di pasar akan segera berakhir. 

Pagi ini tiga indeks saham acuan utama Bursa New York mengalami koreksi. Indeks S&P 500 turun paling dalam dengan pelemahan 0,38%. Indeks Dow Jones Industrial Average terpangks 0,22% dan Nasdaq Composite hanya melemah 0,12%.

Pasar masih menunggu rencana stimulus fiskal di bawah kepemimpinan presiden terpilih Joe Biden. Stimulus kali ini diperkirakan bakal senilai US$ 2 triliun yang meliputi bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 600 serta asuransi untuk pengangguran. 

Menurut Adam Crisafulli dari Vital Knowledge dalam sebuah catatan, kenaikan di pasar saham yang terjadi belakangan ini ditopang oleh adanya optimisme stimulus dan vaksin.

Kenaikan klaim tunjangan pengangguran yang melesat hingga 965 ribu menjadi salah satu data penguat bahwa ekonomi terbesar di dunia itu masih membutuhkan uluran tangan dari pemerintah untuk tetap bisa melanjutkan nafasnya. 

Lebih lanjut Crisafulli mengatakan bahwa isu terkait pemakzulan Presiden ke-45 Donald Trump adalah berita yang tidak relevan untuk pasar. Artinya dampak dari pengumuman pemakzulan Trump yang diusulkan oleh DPR AS (The House) dari pihak Partai Demokrat tidak banyak berpengaruh ke pasar.

Trump dimakzulkan oleh DPR AS seminggu jelang waktu pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS ke-46 karena dinilai telah memicu terjadinya kisruh di Gedung Kongres (The Capitol) yang menewaskan 5 orang termasuk aparat keamanan polisi gedung tersebut.

Koreksi saham yang tidak dalam juga didukung oleh pernyataan ketua bank sentral AS Federal Reserves (The Fed) Jerome Powell. Pria berusia 67 tahun itu menegaskan bahwa suku bunga acuan tetap tidak akan dinaikkan dalam waktu dekat.

"Ketika saatnya tiba untuk menaikkan suku bunga, kami pasti akan melakukannya, dan saat itu bukanlah dalam waktu dekat ini," kata kepala bank sentral paling berpangruh di dunia itu seperti yang ditulis CNBC International.

Apabila mengacu pada keterangan yang sudah-sudah, suku bunga acuan masih akan ditahan di kisaran mendekati nol persen (zero lower bound) untuk beberapa tahun ke depan, setidaknya sampai 2023.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular