
Neraca Dagang 2020 Cetak Rekor, Tapi Kok Rasanya Sedih Ya...

Semua ini bisa terjadi gara-gara pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Wabah virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provins Hubei, Republik Rakyat China ini membuat pemerintah terpaksa melakukan upaya pencegahan dengan pembatasan sosial (social distancing).
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 21/2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan ini mensyaratkan sektor ekonomi non-esensial belum boleh beroperasi penuh, karyawan yang masuk kerja dibatasi untuk mengurangi risiko penularan.
Di sisi lain, masyarakat umum diminta untuk #dirumahaja. Tidak perlu keluar rupiah kecuali untuk urusan yang maha mendesak, supaya tidak tertular virus corona.
So, industri dalam negeri terpukul di dua sisi sekaligus. Produksi terganggu karena pembatasan jumlah pekerja yang masuk, permintaan pun turun karena warga banyak menghabiskan waktu di rumah.
Hasilnya, dunia usaha harus putar otak untuk bertahan hidup. Pengurangan karyawan jadi solusi yang sulit dihindari.
Oleh karena itu, neraca dagang yang surplus tinggi ini adalah sesuatu yang sejatinya menjadi keprihatinan. Sebab, surplus itu datang dari tangis jutaan rakyat yang kini tidak punya pekerjaan untuk menghidupi diri dan keluarganya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)