Newsletter

Sudah Disuntik Vaksin Covid-19, Apa Kabar Jokowi & IHSG?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 January 2021 06:15
Virus Outbreak China
Foto: AP/Mu Yu

Kinerja Wall Street memang tidak impresif dan cenderung variatif sehingga kemungkinan besar kurang bisa menjadi katalis positif untuk pasar keuangan Asia yang buka pada pagi hari ini, Kamis (14/1/2021).

Pelaku pasar perlu mencermati sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar hari ini baik dari domestik maupun global. Dari dalam negeri pelaku pasar patut mencermati perkembangan Presiden Jokowi yang kemarin disuntik vaksin Covid-19.

Melalui akun media sosial instagramnya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa Ia berada dalam kondisi baik. Tidak ada gejala apapun setelah disuntik vaksin kecuali sedikit rasa pegal. 

Setelah tiga puluh menit diobservasi tidak ada fenomena Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) yang teramati. Lebih lanjut eks Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan bahwa dirinya akan mendapatkan suntikan kedua vaksin Covid-19 dalam 14 hari ke depan. 

Kemudian sentimen lainnya kini datang dari China. Setelah sekian lama mencatatkan kasus harian Covid-19 yang rendah, China kembali mengalami lonjakan kasus belakangan ini.

Pada hari Rabu, Komisi Kesehatan Nasional melaporkan total 115 kasus baru yang dikonfirmasi di daratan, dibandingkan dengan 55 hari sebelumnya, peningkatan harian tertinggi sejak 30 Juli. Dikatakan 107 dari kasus baru adalah infeksi lokal.

Sebagian besar kasus baru dilaporkan di dekat ibu kota, Beijing, tetapi sebuah provinsi di timur laut jauh juga mengalami peningkatan infeksi. Hebei, provinsi yang mengelilingi Beijing, menyumbang 90 kasus, sementara provinsi Heilongjiang timur laut melaporkan 16 kasus baru.

Kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan membuat China kembali memutuskan untuk mengetatkan langkah-langkah pembatasan sosial. Setidaknya tiga kota di Provinsi Hebei yakni Shijiazhuang, Xingtai dan Langfang dikarantina (lockdown).

Sementara itu Beijing juga meningkatkan kewaspadaan melalui skrining untuk mencegah terbentuknya klaster di wilayah tersebut. Gelombang infeksi kemungkinan akan meredam liburan Tahun Baru Imlek bulan depan, ketika ratusan juta orang biasanya melakukan perjalanan ke kota asal mereka.

Jauh lebih sedikit yang diperkirakan akan melakukan pekerjaan tahun ini, dan banyak provinsi telah meminta pekerja migran untuk tetap tinggal selama liburan.

"Lonjakan kasus besar-besaran tidak mungkin terjadi selama liburan jika tindakan pengendalian dan pencegahan diterapkan dengan benar", kata Feng Zijian, wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, sebagaimana diwartakan Reuters.

Pada dasarnya lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di China patut untuk dicermati mengingat di negara tersebut wabah Covid-19 mulai merebak di awal.

Bagaimanapun juga meihat IHSG yang sudah melaju kencang dalam enam hari perdagangan terakhir, ada potensi untuk terkoreksi. Lagipula secara year to date IHSG telah melesat 7,63%.

Sementara itu jika tren pelemahan dolar AS berlanjut maka ada kemungkinan nilai tukar rupiah menguat dan semakin mendekati level Rp 14.000/US$. Penurunan yield obligasi AS juga masih akan menjadi sentimen pendongkrak harga instrumen pendapatan tetap Tanah Air.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular