
Goodbye 2020, Nggak Ada yang Bakal Kangen Sama Kamu!

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang kurang enak. Dikhawatirkan Wall Street yang merah akan membuat mood invwstor di pasar keuangan Asia sudah jelek sebelum 'bertanding'.
Sentimen kedua, apalagi kalau bukan soal pandemi virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 29 Desember 2020 mencapai 80.155.187 orang. Bertambah 444.437 orang (0,56%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Masih tingginya kasus corona membuat sejumlah negara memberlakukan pembatasan sosial (social distancing) yang lebih ketat. Di AS, California (negara bagian dengan jumlah pasien terbanyak) diperkirakan bakal memperpanjang aturan larangan berkumpul dan penutupan bidang usaha non-esensial selama tiga pekan lagi.
"Ini adalah periode yang melelahkan," keluh Gavin Newsom, Gubernur California sebagaimana diwartakan Reuters.
Kini dunia dibuat cemas oleh virus corona varian baru yang tidak hanya mewabah di Inggris tetapi sudah ditemukan di berbagai negara. Oleh karena itu, respons yang dilakukan adalah menutup pintu bagi orang asing.
Indonesia adalah salah satu negara yang melakukan itu. Per 1 Januari 2020, warga negara asing dari hampir seluruh negara dilarang memasuki Ibu Pertiwi. Kebijakan ini berlaku selama dua pekan dan bisa diperpanjang.
Setelah sedikit demi sedikit mulai terbuka, sekarang dunia kembali cenderung tertutup. Mobilitas dan ativitas warga lagi-lagi harus dibatasi untuk mempersempit ruang gerak penyebaran virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu.
Kalau kondisinya seperti ini terus, maka roda ekonomi tidak akan berputar kencang. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan terjadi, pengangguran di mana-mana, jumlah warga miskin bertambah. Social distancing mungkin bisa menyelamatkan nyawa, tetapi harga yang harus dibayar sangat mahal.
(aji/aji)