
Goodbye 2020, Nggak Ada yang Bakal Kangen Sama Kamu!

Berpindah ke Wall Street, tidak indeks utama di bursa saham New York ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,2%. S&P 500 terkoreksi 0,21%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,43%.
Penurunan DJIA dkk relatif terbatas, menandakan koreksi yang terjadi masih sehat. Wajar apabila investor melakukan aksi jual, sebab kemarin tiga indeks itu menguat dan menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Selain itu, investor tidak yakin dengan prospek kenaikan stimulus fiskal AS. Sebagai informasi, House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk kongres) menyepakati kenaikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari US$ 600 menjadi US$ 2.000. ini sesuai dengan keinginan Presiden Donald Trump.
Menariknya, justru kubu oposisi Partai Demokrat yang sepakat dengan Trump. Dalam pemungutuan suara, 231 orang anggota House dari Demokrat memberikan persetujuan sementara hanya dua orang yang menolak.
Justru para anggota dari Partai Republik pendukung pemerintah yang menolak. Sebanyak 144 orang anggota House dari Grand Old Party, hanya 44 orang yang memberi "yea".
Namun agar sah menjadi Undang-undang, kenaikan itu harus mendapat restu dari kamar lainnya yaitu Senat. Masalahnya, Senat dikuasai oleh Partai Republik.
"House telah mengambil langkah tegas dengan mengesahkan bantuan sebesar US$ 2.000. Saya serahkan ini ke Senat.
"Para Pekerja, keluarga, dan seluruh rakyat sangat membutuhkan bantuan. Seluruh anggota Senat dari Demokrat mendukung perubahan ini. Mohon anggota dari Republik tidak menghalangi," tegas Chuck Schumer, Pimpinan Partai Demokrat di Senat, dalam cuitan di Twitter.
Sepertinya pelaku pasar kurang yakin kenaikan BLT untuk mengatasi dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) itu bakal gol. Pasalnya, Republik yang menguasai Senat sejak lama tidak sepakat dengan stimulus fiskal yang terlalu besar karena menyebabkan pembengkakan utang dan menambah beban negara.
"Sepertinya para anggota Senat dari Republik akan mengikuti pemimpinnya (Mitch McConnell). Saya melihat McConnell akan menghancurkan semua dan sepertinya bantuan US$ 2.000 tidak akan terjadi," kata Stephen Massocca, Senior Vice President di Wedbush Securities yang berbasis di San Francisco, sebagaimana diwartakan Reuters.
(aji/aji)