
Semua Mata Tertuju ke Inggris, IHSG Dibayangi Tekanan

Bursa saham Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan Senin (21/12/2020) dengan pergerakan variatif, dicekam kekhawatiran kasus Covid-19 bakal kian kompleks menyusul temuan strain baru virus Corona di Inggris.
Indeks Dow Jones Industrial Average yang sempat ambles 200 poin pada pembukaan berbalik menguat jadi 37,4 poin (+0,1%) ke 30.216,45. Indeks S&P 500 surut 14,5 poin (+0,1%) ke 3.694,92 dan Nasdaq minus 13,1 poin (-0,1%) ke 12.742,52.
Saham Nike lompat nyaris 5% mencetak rekor tertinggi menyusul kuatnya laba perseroan. Saham JPMorgan dan Goldman lompat masing-masing 3,8% dan 6,1% setelah bank sentral (Federal Reserve/The Fed) mengizinkan lagi pembelian kembali saham (buyback) bank pada kuartal I-2021.
Sebaliknya, saham Tesla yang resmi menjadi konstituen indeks S&P 500 dengan bobot 1,7% anjlok lebih dari 6% setelah Apple dikabarkan menjadi penantang perseroan dengan menggarap mobil listrik.
Sentimen pemodal sempat terpuruk diterpa kekhawatiran seputar temuan mutasi virus Corona di Inggris yang memicu karantina wilayah (lockdown) London dan beberapa bagian Tenggara Inggris, serta pembatasan aktivitas kumpul-kumpul untuk merayakan Natal.
"Yang jadi soal adalah jika vaksin akhirnya bisa mengubah protein di permukaan (virus) hingga tak bisa dikenali oleh antibodi yang sudah kita miliki, dan kita harus meng-update vaksin kita," ujar Scott Gotlieb, mantan komisioner Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS.
Menurut dia, protein dalam virus Covid kemungkinan tidak bermutasi secepat flu musiman, sehingga vaksin yang sekarang beredar masih bisa menciptakan antibodi virus tersebut, hanya saja vaksin bakal perlu diupdate setiap tiga tahun.
Akibatnya, saham-saham yang terkait dengan sektor perjalanan pun tertekan. Saham American Airlines ditutup anjlok 2,5% setelah sempat drop hingga 5%, dan United Airlines melemah 1,5% setelah lebih dari dua lusin negara menghentikan penerbangan dari Inggris.
Namun, sentimen pelaku pasar membaik setelah produsen vaksin Eli Lilly menilai vaksin Covid-19 yang sekarang ada "seharusnya memberikan aktivitas penuh melawan strain baru tersebut."
Moderna tengah mengapalkan gelombang pertama vaksinnya setelah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) sementara vaksin Pfizer dan BioNTech telah didistribusikan ke tenaga kesehatan.
Dengan dua hari perdagangan tersisa di tahun 2020, indeks S&P 500 tercatat telah meroket 14,4% sepanjang tahun berjalan, sedangkan indeks Dow Jones melesat 5,9%. Indeks Nasdaq terbang hingga 42% karena investor memburu saham teknologi yang relatif tahan pandemi.
Kongres melakukan pemungutan suara menyepakati stimulus senilai US$ 900 miliar, yang menurut Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan dicairkan pekan depan.
(ags)