Newsletter

Vaksin Darurat Sudah Tiba, Tapi Investor Jangan Kalap Ya...

Putra, CNBC Indonesia
03 December 2020 06:25
Infografis/ Kabar Baik  dari BPOM Terkait  Vaksin Covid-19
Foto: Infografis/ Kabar Baik dari BPOM Terkait Vaksin Covid-19

Sentimen penggerak utama pasar modal dalam negeri tentu datang utamanya dari stimulus jumbo yang diperbincangkan Mnuchin dan Pelosi dimana stimulus ini akan tiba dalam waktu dekat.

Hal ini tentunya akan membawa kabar positif tersendiri bagi bursa saham negara-negara emerging market terutama Indonesia yang masih menjadi primadona untuk kategori ini.

Apabila nantinya stimulus jumbo ini cair maka peredaran dolar AS akan naik sehingga nilainya turun sehingga aset-aset dalam negeri akan menjadi kurang menarik sehingga investor global cenderung mengalihkan dananya ke negara-negara emerging market seperti Indonesia yang akan siap kebanjiran dana asing.

Selanjutnya kabar dari vaksin corona Pfizer-BioNTech yang siap disuntikkan ke manusia meski hanya dalam keadaan darurat sudah disetujui oleh pemerintah Britania Raya juga tentunya akan direspons positif oleh para pelaku pasar.

Diketahui pasar saham global, termasuk Indonesia paling reaktif terhadap berita mengenai vaksin dimana ketika perkembangan vaksin positif maka para pelaku pasar menganggap hidup normal setelah vaksinasi massal akan semakin dekat maka roda perekonomian akan kembali berputar dan akan menguntungkan pasar modal sehingga optimisme membeli saham semakin kuat.

Meskipun demikian, pasar juga masih khawatir akan tensi AS-China yang masih tinggi setelah kemarin ulah Trump kembali membuat pasar bereaksi negatif. Sang taipan properti dikabarkan akan menutup akses perusahaan produsen chip SMIC dan perusahaan produsen gas dan minyak offshore CNOOC asal China terhadap investor AS.

Kali ini muncul kembali kabar yang akan menegangkan hubungan Washington DC dengan Beijing yakni kamar House of Representative AS yang sudah menyetujui untuk menerbitkan aturan yang dapat melarang perusahaan China untuk melantai di bursa AS kecuali mereka patuh terhadap standar akuntansi di AS. Aturan ini sedang dikirim ke Gedung Putih untuk ditandatangani oleh Presiden Trump.

Kedua partai politik raksasa di DPR AS ini dikabarkan sudah menyutujui aturan yang dinamakan "The Holding Foreign Companies Accountable Act" ini yang melarang seluruh perusahaan asing untuk melantai di seluruh bursa saham AS apabila mereka gagal patuh terhadap audit U.S Public Accounting Oversight Board selama 3 tahun berturut-turut.

Aturan ini disasarkan ke Negara Panda karena nantinya perusahaan terbuka harus mendeklarasikan apakah perseroan tersebut dimiliki atau dikontrol oleh pemerintah negara asing. Perusahaan raksasa China yang melantai di AS seperti JD.com dan Alibaba punya waktu 3 tahun untuk patuh terhadap aturan ini atau siap di depak dari bursa.

Rilis data yang patut dicermati hari ini adalah angka PMI di sektor jasa di berbagai negara, yang memang terdampak parah oleh pandemi corona. Negara yang akan merilis data ini termasuk Selandia Baru, Jepang, China, India, Russia, Spanyol, Italia, Perancis, Jerman, Uni-Eropa, Britania Raya, Brazil, dan AS dimana mayoritas dari negara ini masih diramalkan akan berada di zona kontraksi.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular