Newsletter

Kabar Baik Vaksin Corona, IHSG Bakal Ijo Royo-royo?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
10 November 2020 06:13
pfizer
Foto: REUTERS/Andrew Kelly

Sentimen pertama, tentunya masih terkait dengan 'Biden Effect' yang hingga kini masih menjadi perhatian pelaku pasar.

Joe Biden menang dalam pilpres AS, terutama di negara bagian di Pennsylvania dan Nevada, menurut NBC News pada Minggu. Hasil tersebut diharapkan meminimalisir berlarutnya hasil hajatan politik terbesar di AS tersebut.

Di sisi lain, pasar kian yakin bahwa Partai Demokrat tak bakal menyapu bersih Senat dan DPR, sehingga rencana penaikan pajak penghasilan (Pph) badan dan perorangan tidak bakal disahkan dengan mudah.

"Kepresidenan Biden dengan Senat di bawah kendali Partai Republik mempersulit kenaikan pajak yang sebelumnya menjadi ketakutan terbesar investor," tutur Brian Levitt, perencana trading global Invesco, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

Gaya kepemimpinan Partai Demokrat yang kalem dinilai tak akan memicu risiko perang dagang ke depannya. Partai Demokrat diperkirakan mempertahankan posisi dominannya di DPR, sementara kepengendalian di Senat masih belum pasti.

Sedangkan Sentimen kedua, yakni terkait kabar vaksin corona dari Pfizer.Inc yang berhasil dan ampuh 90% membasmi virus corona.

Kabar positif dari koalisi raksasa farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech itu ibarat minyak yang menyiram Wall Street yang sedang dibakar oleh optimisme kemenangan kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden.

Hasil efektivitas sebesar 90% itu jauh lebih baik dari ekspektasi. Penasihat Kesehatan Gedung Putih Anthony Fauci sebelumnya menilai efektivitas vaksin sebesar 50%-60% sudah cukup baik.

Menurut temuan awal, perlindungan pada pasien dicapai tujuh hari setelah dosis kedua dari dua dosis, dan 28 hari setelah dosis pertama.

"Hasil pertama dari uji coba vaksin Covid-19 fase III kami memberikan bukti awal kemampuan vaksin kami untuk mencegah Covid-19," kata CEO Pfizer Albert Bourla dalam sebuah pernyataan.

"Kami selangkah lebih dekat untuk menyediakan terobosan yang sangat dibutuhkan orang di seluruh dunia guna membantu mengakhiri krisis kesehatan global ini. Kami mencapai tonggak penting dalam program pengembangan vaksin kami pada saat dunia sangat membutuhkannya."

Berdasarkan proyeksi pasokan, perusahaan mengatakan mereka berharap dapat memasok hingga 50 juta dosis vaksin secara global pada tahun 2020, dan hingga 1,3 miliar dosis pada tahun 2021.

Sentimen ketiga, yakni di dalam negeri, hari ini akan dirilis data transaksi berjalan untuk periode kuartal III tahun 2020. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia, diperkirakan transaksi berjalan Indonesia masih kontraksi, yakni sebesar US$ 9 miliar.

Transaksi berjalan merupakan satu dari dua komponen Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), dan menjadi faktor yang begitu krusial dalam menentukan laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil.

Sentimen yang ketiga adalah terkait rilis data inflasi China pada periode Oktober 2020, di mana konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan tingkat inflasi China secara tahunan (year-on-year/YoY) turun menjadi 0,8%.

Sedangkan untuk inflasi China secara bulanan (month-on-month/MoM) cenderung stagnan di level 0,2%.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular