Newsletter

Korporasi "Menang Banyak" dari Pilpres AS, IHSG Bakal Terbang

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 November 2020 06:10
New York Stock Exchange (NYSE)
Foto: AP/Gene J. Puskar

Wall Street masih belum terbendung, ketiga indeks utama melesat lagi pada perdagangan Kamis waktu setempat. Pelaku pasar menyambut baik hasil sementara pemilihan presiden (pilpres).

Indeks Dow Jones dan S&P 500 membukukan penguatan 1,95% ke 28.390,18 dan 3.150,45, sementara Nasdaq melesat 2,6% ke 11.890,93.

Penguatan tersebut membuat ketiga indeks utama tersebut menuju pekan terbaik sejak bulan April, sekaligus membaikkan kemerosotan tajam pekan lalu. Dalam 4 hari perdagangan pekan ini, indeks Dow Jones menguat 7,1%, S&P 500 7,4%, dan Nasdaq memimpin 9%.

Ketiga indeks utama tersebut mengalami aksi jual masif sepanjang pekan lalu, indeks Dow Jones dan S&P 500 ambrol 6,5% dan 5,6%, sementara Nasdaq merosot lebih dari 5%.

Secara keseluruhan hasil sementara pemilihan umum di AS menunjukkan Joe Biden masih unggul atas Donald Trump, sementara House of Representatif (Dewan Perwakilan Rakyat/DPR) masih dikuasai Partai Demokrat, dan Senat juga tetap didominasi Partai Republik.

Dengan skenario tersebut, korporasi AS sepertinya "menang besar". Jika Biden menjadi presiden AS, maka perang dagang dengan China kemungkinan akan berakhir, atau setidaknya tidak akan memburuk. Sementara dengan Senat yang masih dikontrol Partai Republik, rencana untuk menaikkan pajak korporasi kemungkinan akan sulit terealisasi.

"Menurut saya berita besar bagi pasar saat ini yang setidaknya masih terlihat dini adalah kemungkinan tak bakal ada blue wave [kemenangan mutlak Partai Demokrat], yang secara umum mendukung bagi pasar," tutur Mike Lewis, Direktur Pelaksana Barclays, kepada CNBC International.

"Tanpa blue wave, kita akan melihat Kongres (DPR dan Senat) masih akan terbelah, yang akan menahan perubahan kebijakan bagi siapa pun yang akan menjadi presiden. Dengan demikian kenaikan pajak kemungkinan tidak akan terjadi, begitu juga dengan regulasi yang mengatur perusahaan raksasa teknologi," kata Brad McMilla, chief investment officer di Commonwealth Financial Network.



(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular