
Biden 2 Langkah Lagi Jadi Presiden AS, Indonesia Sah Resesi!

Bursa saham AS (Wall Street) kembali melesat pada perdagangan Rabu waktu setempat, meski hasil pilpres masih belum jelas siapa pemenangnya.
Indeks Dow Jones menguat 1,34% ke 27.847,66, S&P 500 melesat 2,2% ke 3.443,44, dan Nasdaq memimpin 3,85% ke 11.590,78.
Secara historis sejak tahun 1960, lembaga riset Baird mencatat pelemahan indeks S&P 500 rata-rata 0,4% sehari setelah pilpres. Setahun setelah itu, baru kemudian indeks tersebut menguat rata-rata sebesar 8%.
Tetapi kali ini, S&P 500 melesat sehari setelah pilpres, bahkan sejak awal pekan. Indeks Dow Jones dalam 3 hari terakhir total menguat 5,08%, S&P 500 melesat 5,31%, dan Nasdaq memimpin sebesar 6,22%. Dari ketiga indeks tersebut, baru Nasdaq yang berhasil membalikkan kemerosotan pekan lalu.
Ketiga indeks utama tersebut mengalami aksi jual masif sepanjang pekan lalu, indeks Dow Jones dan S&P 500 ambrol 6,5% dan 5,6%, sementara Nasdaq merosot lebih dari 5%.
"Menurut saya berita besar bagi pasar saat ini yang setidaknya masih terlihat dini adalah kemungkinan tak bakal ada blue wave [kemenangan mutlak Partai Demokrat], yang secara umum mendukung bagi pasar," tutur Mike Lewis, Direktur Pelaksana Barclays, kepada CNBC International.
Pemilihan kali ini tidak hanya memilih presiden tetapi juga anggota house of representative (DPR) dan Senat. Tanpa kemenangan mutlak Partai Demokrat di eksekutif dan legislative, rencana kenaikan pajak korporasi akan sulit terealisasi, hal ini yang disambut oleh pelaku pasar.
"Saya pikir, yang paling penting ke depannya untuk pasar adalah tentang kebijakan dan The Fed [bank sentral AS] ketimbang mengenai politik," tambahnya.