Newsletter

#2020GantiPresiden AS? IHSG dan Rupiah Bakal Melesat!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 November 2020 06:01
wall street
Foto: Reuters

Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) melesat lagi pada perdagangan Selasa waktu setempat, saat warga memberikan suara mereka dalam pilpres 2020.

Indeks Dow Jones memimpin penguatan dengan melesat 2,06% ke 27.480,03, disusul indeks Nasdaq +1,85% ke 11.160,57, dan S&P 500 +1,78% ke 3.369,16.

Dengan penguatan tersebut, Wall Street melanjutkan reli sejak Senin lalu, setelah membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Maret lalu. Pada pekan lalu, indeks Dow Jones dan S&P 500 ambrol 6,5% dan 5,6%, sementara Nasdaq merosot lebih dari 5%.

Pilpres AS akhirnya segera mengakhiri ketidakpastian siapa yang akan menjadi orang nomer 1 di Negeri Adi Kuasa.

"Pada akhirnya, pasar ingin kejelasan, dan ancaman utama terhadap bursa saham pekan ini adalah munculnya gugatan pilpres, sehingga jika persaingannya ketat hingga membuka peluang menggugat, menunda, atau memperpanjang penghitungan suara, bursa saham akan berbalik turun," tutur Tom Essaye, pendiri The Sevens Report, kepada CNBC International.

Pilpres di AS akan melibatkan 94 juta suara. Pasar bertaruh Biden akan unggul telak, sehingga kecil kemungkinan muncul pertikaian mengenai hasil pilpres sehingga pemerintah ke depan bakal lebih cepat menyelesaikan stimulus tahap kedua.

"Deklarasi pemenang sudah pasti akan lebih baik bagi pasar, siapa pun pemenangnya. Jika kita bangun besok dan kita tidak memiliki kepastian siapa yang menang, itu tidak akan mengejutkan pasar. Namun jika kita berbicara ini di pertengahan pekan depan, dan berbicara gugatan hasil atau perhitungan ulang, itu akan menjadi skenario terburuk," kata Art Hogan, kepala ahli strategi pasar di National Securities, sebagaimana dilansir CNBC International.

Segera berakhirnya ketidakpastian di AS, investor yang sebelumnya melakukan aksi jual dikatakan kembali melakukan aksi beli, apalagi setelah Wall Street merosot sekitar 10%.

"Saat pilpres akhirnya terjadi, investor yang melakukan aksi jual karena rumor saat ini kemungkinan akan melakukan aksi beli karena berita, dan akhirnya, setelah merosot hampir 10% satu bulan terakhir, kembali terjadi aksi buy on dip," kata Jim Paulsen, kepala ahli strategi investasi di Leuthold Group.

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular