
Libur Panjang & Anies Siap Tarik Rem Darurat, Nasib IHSG ?

Beralih ke global,Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut ada beberapa negara yang termasuk ke dalam zona bahaya lantaran rumah sakitnya mulai penuh jelang musim dingin.
Musim dingin yang terjadi di akhir tahun jadi momok yang menakutkan. Pasalnya saat musim dingin tiba berbagai penyakit seperti flu dan bahkan yang dipicu oleh virus Corona biasanya muncul.
Belum tersedianya vaksin yang ampuh dan aman sampai musim dingin tiba semakin mengkhawatirkan dan berpotensi memicu lonjakan kasus infeksi besar-besaran terutama di negara-negara empat musim yang sudah terjangkit parah.
Kenaikan kasus infeksi banyak terjadi terutama di negara-negara Benua Biru. Prancis, Inggris, Rusia, Republik Ceko dan Italia berkontribusi lebih dari setengah dari semua kasus yang dilaporkan selama periode itu, berdasarkan laporan tersebut.
"Beberapa bulan kedepan akan menjadi sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya," ungkap Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers.
WHO terus mendesak para pemimpin global untuk mengambil langkah antisipasi. Ketidakseriusan dalam penanganan wabah yang sudah menjangkiti hampir 42 juta orang di muka bumi tersebut akan semakin membuat prospek pemulihan ekonomi jadi goyah dan suram.
Pasar juga perlu mencermati dinamika perpolitikan di Negeri Paman Sam yang sebentar lagi menggelar acara sakral empat tahunannya, apalagi kalau bukan pemilu. Dalam berbagai survei, rival petahana Donald Trump (Republik) yakni Joe Biden (Demokrat) diunggulkan.
Poling secara nasional memang menjadi indikator popularitas seorang calon presiden AS. Namun poling tersebut tidak serta merta menjadi jaminan bahwa yang lebih populer akan keluar sebagai pemenang.
Pemilu tanggal 3 November nanti, masyarakat AS tidak langsung memilih pemimpinnya, melainkan orang yang diamanati untuk memilih presiden atau dikenal dengan elektor di setiap negara bagian.
Barulah di penghujung tahun nanti atau tepatnya awal Desember, para elektor berkumpul untuk melakukan voting siapa yang bakal memimpin Negeri Adikuasa untuk periode empat tahun ke depan. Sistem pemilu di AS ini dinamakan dengan electoral college.
Dinamika politik di AS serta risiko ketidakpastian yang tinggi memang berpotensi untuk membuat gejolak (volatilitas) di pasar juga akan ikut naik. Perdagangan pasar yang berlangsung singkat pekan ini cenderung membuat investor wait & see.
(twg/twg)