
Berat! Vaksin Corona, Stimulus, Belum Ada Kabar Baik...
![Managing Director Kristalina Georgieva, September 25, 2019, Washington. [Photo: AFP/Eric Baradat]](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/03/25/6338a7b7-c28a-4f86-9ec9-030325d97b23_169.jpeg?w=900&q=80)
Sentimen ketiga, Dana Moneter Internasional (IMF) telah merilis proyeksi ekonomi terbaru. Dalam laporan berjudul A Long and Difficult Ascent tersebut, IMF merevisi 'ramalan' pertumbuhan ekonomi global dan sejumlah negara.
IMF kini memperkirakan ekonomi dunia pada 2020 mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 4,4%. Membaik dibandingkan proyeksi yang dirilis pada April lalu yaitu -4,9%.
![]() |
"Ekonomi dunia perlahan mulai keluar dari jurang terdalam. Namun dengan virus corona yang masih menyebar, beberapa negara mulai mengerem pembukaan kembali aktivitas publik (reopening) dan sebagian bahkan mulai menerapkan karantina wilayah (lockdown) skala lokal. Perjalanan pemulihan ekonomi dunia ke level pra-pandemi masih panjang dan rentan berbalik arah," tulis laporan itu.
Kontraksi ekonomi tahun ini mungkin tidak sedalam perkiraan semula, yang artinya berita baik. Namun 'ramalan' IMF untuk 2021 patut dijadikan catatan.
Awalnya, IMF memperkirakan ekonomi global tahun depan bisa tumbuh 5,4%. Pada pembacaan Oktober, angkanya diturunkan menjadi 5,2%.
Tidak hanya itu, prospek ekonomi dunia selepas 2021 pun masih suram dengan pertumbuhan 3,5% dalam jangka menengah. Pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat itu akan mengurangi kemampuan untuk mengentaskan kemiskinan.
"Pandemi membuat kemajuan dalam pengurangan kemiskinan yang dirintis sejak dekade 1990-an menjadi berbalik arah. Hampir 90 juta orang bisa jatuh ke kelompok berpendapatan US$ 1,9 per hari. Ditambah lagi penutupan sekolah akan menghadirkan tantangan berupa mundurnya upaya pembangunan manusia," tulis laporan IMF.
So, laporan IMF bisa dilihat dari kacamata positif dan negatif. Tinggal pelaku pasar memilih mau condong ke arah mana.
