
Pasar Sepi Sentimen, Investor Mulai Tengok Efek Demo

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berakhir di zona hijau pada perdagangan Kamis (8/9/2020), menyusul pertaruhan investor bahwa negosiasi stimulus d Kongres bakal tercapai sebagaimana tersirat dari pernyataan kedua petinggi partai.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 122 poin (+0,4%) ke 28.425,51 dan S&P 500 naik 0,8% ke 3.446,83. Nasdaq tumbuh 0,5% ke 11.420,98. Reli tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan Fox pada Kamis pagi mengatakan bahwa pihaknya dan Partai Demokrat telah memulai "pembicaraan yang sangat produktif."
Di sisi lain, Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan bahwa tidak akan ada stimulus ketengan, yang dikeluarkan khusus untuk membantu industri penerbangan. Artinya, pembicaraan kedua pihak yang berseteru di Kongres tersebut masih berfokus pada stimulus miliaran dolar yang sempat dihentikan pembicaraannya oleh Trump.
"Kita akan lihat apakah ada yang diteken sebelum pemilihan presiden. Itu akan menjadi hasil yang diinginkan pasar," tutur Gregory Faranello, Kepala Trading AmeriVet Securities, kepada CNBC International.
Saham United Airlines dan Delta Airlines kompak menguat lebih dari 1% sedangkan saham American Airlines tumbuh 0,6%. Di sisi lain, saham IBM meroket nyaris 6% setelah perseroan mengumumkan rencana pemisahan (spin off) divisi infrastruktur teknologi informasi miliknya.
"Meski ada ketakpastian saat ini mengenai negosiasi stimulus fiskal, siapapun yang memenangi pemilihan presiden [pilpres], kita bakal mendapatkan stimulus tambahan," tutur Nancy Davis, Manajer Portofolio Quadratic Capital, sebagaimana dikutip CNBC International.
Di tengah negosiasi stimulus yang maju-mundur, data mingguan klaim pengangguran menunjukkan angka 840.000 atau lebih buruk dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan pengajuan klaim oleh mereka yang baru menganggur bakal mencapai 825.000. Pekan sebelumnya, klaim pengangguran mencapai 837.000.
Namun demikian, risiko Covid-19 masih membayang. Demikian juga risiko lambatnya pemulihan ekonomi.
Data Worldometers menyebutkan angka penderita Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 36 juta orang. Di AS, sebanyak 7,7 juta orang teridentifikasi positif Covid-19, dengan lebih dari 216 ribu orang meninggal dunia, sementara yang sembuh nyaris 5 juta orang.
(ags/ags)