
Dear Investor, IHSG Merosot 4% Lebih, Masa Gak Niat Nyerok?

Wall Street yang menjadi kiblat bursa saham dunia bisa memberikan hawa positif ke pasar Asia dan IHSG pada perdagangan hari ini, Jumat (25/9/2020). Meski penguatannya tidak terlalu besar, tetapi setidaknya bisa memberikan gairah di pasar, apalagi IHSG sudah merosot lebih 4% sepanjang pekan ini.
IHSG juga berada di level terendah dalam lebih dari 3 bulan terakhir, tentunya bisa memicu aksi bargain hunting, yang dapat membawa bursa kebanggaan Tanah Air ini kembali ke zona hijau.
Harga emas dunia juga membukukan penguatan pada perdagangan Kamis, sehingga kecemasan akan terjadinya aksi jual di berbagai aset seperti bulan Maret mulai mereda, "cash is the king" belum akan terjadi lagi.
Indeks dolar AS yang menguat tajam dalam 3 hari sebelumnya juga akhirnya melemah tipis 0,06% pada perdagangan Kamis kemarin. Hal ini tentunya memberikan peluang bagi rupiah untuk kembali menguat pada hari ini.
Kabar baik lainnya, Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, kemarin mengumumkan paket stimulus untuk tenaga kerja, menggantikan stimulus lama yang akan berakhir bulan depan.
Dalam skema yang baru, pemerintah akan memberikan tambahan upah bagi para pekerja, dan akan berlangsung selama 6 bulan mulai November. Pekerja yang akan mendapat tambahan upah harus bekerja minimal sepertiga dari waktu normal. Pemberi kerja akan memberikan upah sepertiga dari normal, dan sisanya akan disubsidi pemerintah.
Paket stimulus ini ditujukan untuk bisnis kecil dan menengah di seluruh Inggris.
"Saya tidak bisa menyelamatkan semua bisnis, saya tidak bisa menyelamatkan semua pekerja, tidak ada menteri keuangan yang bisa, tapi apa yang bisa dan harus kita lakukan adalah menyelesaikan masalah sebenarnya yang dihadapi dunia usaha dan tenaga kerja saat ini," kata Sunak.
Sunak juga mengumumkan VAT Rate atau pajak penjualan sebesar 5% akan diperpanjang hingga 31 Maret 2021. VAT Rate sebelum pandemi Covid-19 melanda sebesar 20%.
Sementara itu dari dalam negeri, Pemprov DKI Jakarta memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. PSBB ketat ini diperpanjang 2 pekan sampai 11 Oktober 2020.
Perpanjangan tersebut tentunya sudah diantisipasi pelaku pasar, sebab penambahan kasus Covid-19 di Jakarta masih tinggi.
Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengklaim kini mulai tampak tanda-tanda pelandaian kasus positif dan kasus aktif di Jakarta, seiring dengan berkurangnya mobilitas warga saat dilakukan pengetatan PSBB. Pada 12 hari pertama bulan September, pertambahan kasus aktif sebanyak 49% atau 3.864 kasus. Pada periode PSBB, yakni 12 hari berikutnya, penambahan jumlah kasus aktif masih terjadi, namun berkurang menjadi 12% atau 1.453 kasus.
"Pelandaian grafik kasus aktif bukanlah tujuan akhir. Kita masih harus terus bekerja bersama untuk memutus mata rantai penularan. Pemerintah terus tingkatkan 3T dan warga perlu berada di rumah dulu, hanya bepergian bila perlu sekali dan terapkan 3M," imbau Anies.