
Berat! Wall Street Ambles, Minyak Ambrol, Dolar Perkasa...

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang kurang kondusif. Ada kemungkinan aura negatif di New York akan menular ke pasar keuangan Asia, termasuk Indonesia.
Sentimen kedua adalah perkembangan nilai tukar dolar AS, yang sepertinya masih melanjutkan tren penguatan. Pada pukul 00:02 WIB, Dollar Index menguat 0,63%.
Penguatan dolar AS dipicu oleh ekspektasi pasar terhadap rapat bank sentral Uni Eropa (ECB) pekan ini. Investor memperkirakan Gubernur Christine Lagarde dan kolega akan lebih dovish lagi dalam rangka mendorong pemulihan ekonomi Benua Biru.
"ECB mungkin akan mulai khawatir dengan penguatan mata uang euro akhir-akhir ini, dan bisa jadi akan mengubah proyeksi inflasi. Kami berpandangan dolar AS bisa menguat sepanjang pekan ini karena potensi kebijakan ECB yang lebih dovish," kata Kim Mundy, Currency Analyst di Commonwealth Bank of Australia, seperti dikutip dari Reuters.
Oleh karena itu, rupiah sepertinya masih harus waspada. Sebab penguatan dolar AS akan memakan 'tumbal' mata uang lainnya.
(aji/aji)