Newsletter

Jika Rupiah Menguat, Ucapkan Terima Kasih ke Pak Powell

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 September 2020 05:59
Dollar-Rupiah
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama adalah respons pasar keuangan Asia terhadap data ketenagakerjaan terbaru di AS.

Pada Agustus, perekonomian AS menciptakan 1,371 juta lapangan kerja. Lebih sedikit ketimbang bulan sebelumnya yaitu 1,734 juta.

Sementara tingkat pada Agustus berada di 8,4%, turun dibandingkan Juli yang sebesar 10,2%. Jerome 'Jay' Powell, Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) merespons positif perkembangan data ketenagakerjaan, tetapi ke depan masih perlu kerja keras.

"Kami berpandangan bahwa situasi akan lebih sulit, terutama ada beberapa area di perekonomian yang masih sangat terdampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) seperti pariwisata dan hiburan. Ekonomi masih membutuhkan suku bunga rendah, yang mendukung perbaikan aktivitas ekonomi, sampai beberapa waktu. Mungkin dalam hitungan tahun. Selama apa pun itu, kami akan tetap ada," papar Powell dalam wawancara dengan National Public Radio, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Powell menambahkan, The Fed tidak akan menarik kebijakan ultra longgar. Tidak cuma suku bunga, juga berbagai fasilitas pemberian likuiditas ke pasar keuangan maupun sektor riil.

"Kami tidak akan menarik dukungan terhadap perekonomian secara prematur. Kami akan terus melakukan apa pun yang kami bisa," lanjutnya.

Sosok pengganti Janet Yellen itu juga meminta otoritas fiskal terus memberikan stimulus. Sekarang belum saatnya bicara disiplin anggaran, karena yang terpenting adalah menyelamatkan rakyat dari dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi akibat wabah virus corona.

"Waktu untuk berpikir soal keberlanjutan fiskal bukan sekarang, karena masih banyak yang membutuhkan (dukungan pemerintah). Masyarakat juga bisa mengambil peran. Akan ada keuntungan ekonomi yang sangat besar jika masyarakat tertib menggunakan masker dan menjaga jarak," tutur Powell.

Powell yang belum puas akan pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam bisa membawa dampak ke pasar keuangan Asia. Apalagi Powell dengan gamblang mengatakan bahwa suku bunga rendah dan berbagai stimulus akan tetap bertahan hingga waktu yang belum ditentukan. Pokoknya selama ekonomi AS belum pulih dari dampak pandemi virus corona, kebijakan The Fed tetap akan ultra-longgar.

Pernyataan Powell bisa membuat dolar AS kembali melemah. Suku bunga rendah membuat imbalan berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) ikut terpangkas sehingga kurang menarik. Gelontoran likuiditas akan membuat pasokan dolar AS berlimpah, yang membuat 'harga' mata uang ini semakin murah.

Jika dolar AS tertekan lagi, maka rupiah berpeluang untuk menguat. Apalagi rupiah sudah melemah pekan lalu, sehingga membuka peluang terjadinya technical rebound.

So, peluang penguatan rupiah sepertinya lumayan besar hari ini. Semoga bisa terwujud ya...

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular