Newsletter

Paman Sam Sudah Gak Takut Corona, IHSG Gimana?

Tri Putra, CNBC Indonesia
25 August 2020 06:05
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (18/8/20) ditutup di zona hijau dengan kenaikantipis 0,08% di level 5.277,04.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 639 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi kemarin menyentuh Rp 9,3 triliun.

Selanjutnya, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) Menguat di perdagangan pasar spot hari ini, setelah libur panjang pekan lalu.

Pada Senin (24/8/2020), US$ 1 dibanderol Rp 14.680/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,68% dibandingkan dengan penutupan perdagangan Rabu pekan lalu.

Sebelumnya di pembukaan perdagangan, rupiah menguat 0,14%, tapi beberapa saat kemudian langsung masuk ke zona merah. Dalam beberapa hari terakhir, rupiah selalu menunjukkan pergerakan yang sama, menguat di awal perdagangan kemudian balik ke zona merah.

Sementara itu harga obligasi pemerintah bergerak variatif dengan penguatan dicatatkan untuk surat utang bertenor pendek, jelang lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang membidik dana Rp 20 triliun.

Imbal hasil SBN seri IDFR0082 tercatat menguat 0,15% ke 6,736% pada Senin (24/8/2020), menghentikan koreksi yield akhir pekan lalu yang juga terendah sejak 27 Februari 2020 atau sebelum era pandemi.

Yield SBN bertenor 10 tahun tersebut menjadi acuan harga pasar obligasi. Yield surat utang berlawanan arah dari harga, sehingga koreksi yield menunjukkan bahwa harga obligasi tersebut sedang menguat.

Tensi geopolitik global juga kembali memanas setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo memperingatkan China dan Rusia untuk tidak melanggar sanksi PBB terhadap Iran.

Hal ini berpotensi meningkatkan harga emas dan minyak dunia akibat meningkatnya risiko global dan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan.

Dari bursa acuan dunia, Wall Street kompak ditutup terbang pada penutupan Senin (24/8/20) Dow Jones terapresiasi 1,36%, S&P 200 naik 1,05%, dan Indeks Nasdaq loncat 0,60%.

Tanda-tanda kebangkitan Amerika Serikat (AS) dalam upayanya untuk melawan pandemi virus corona berhasil memberikan tenaga beli bagi para pelaku pasar yang ragu akan pemulihan ekonomi AS.

Pemerintahan Donald Trump dilaporkan siap mendorong penggunaan Vaksin AstraZeneca sebagai vaksin darurat sebelum bulan pemilu yakni pada November 2020 ini.

Selanjutnya pelaku pasar juga sumringah setelah Food and Drug Administration (FDA) menyetujui penggunaan darurat convalescent plasma sebagai perawatan pasien yang terkena virus Covid-19.

Kedua berita tersebut berhasil mengerek saham-saham siklus yang apabila perekonomian akan berekspansi kembali maka sektor inilah yang paling diuntungkan, seperti sektor energi dan finansial.

Sektor energi juga tertolong oleh kenaikan harga minyak mentah setelah lebih dari setengah produsen minyak di AS sedang dihentikan sementara di Teluk Meksiko karena ketakutan akan munculnya badai tropis dalam minggu ini.

Bahkan sektor transportasi dan pariwisata, yang terserang sangat parah oleh corona sudah berhasil bangkit karena investor optimis dengan kehadiran vaksin maka sektor pariwisata dapat kembali beroperasi normal dalam waktu dekat.

Beberapa sentimen yang akan memengaruhi pergerakan pasar hari ini salah satunya adalah dua badai tropis yang siap menghantam Teluk Meksiko di AS dimana lebih dari setengah produksi minyak mentah AS terjadi.

Meski begitu, Badai Tropis Marco diekspektasikan tidak akan seganas angin putting beliung Laura, meskipun sangat jarang terjadi ketika 2 badai menghantam suatu kawasan dalam rute yang sama dalam waktu yang berdekatan.

Setelah pabrik yang memproduksi emas hitam tersebut ditutup menjelang kedatangan kedua tamu tak diundang ini, Bloomberg melaporkan kapasitas produksi di sektor ini akan turun hingga 1 juta barel per hari.

Seperti kita tahu penurunan jumlah pasokan minyak mentah akan mengerek harga minyak mentah harga kontrak berjangka minyak mentah acuan AS WTI berhasil naik 0,12%, sementara minyak mentah Brent yang menjadi standar internasional naik 0,09%.

Selanjutnya perhatian para pelaku pasar akan tertuju pada Gubernur Federal Reserve alias The Fed Jerome 'Jay' Powell, yang Selasa ini akan memberikan tanggapan terhadap perekonomian AS saat ini di acara Review Kerangka Kebijakan Moneter Tahunan yang diadakan oleh bank sentral AS tersebut.

Jay, sapaan akrab Jerome Powell diekspektasikan akan terus memberikan stimulus moneter untuk membantu perekonomian yang sakit karena diserang pandemi Covid-19. Kebijakan moneter ini biasanya akan membuat dollar AS menjadi lemah, dan membuat emas menjadi semakin kuat.

Selanjutnya Presiden AS, Donald Trump mengatakan dirinya siap untuk menyuntikkan dana sebesar US$ 1 miliar untuk program subsidi makanan kepada warga AS yang terdampak oleh pandemi virus nCov-19.

Dilansir dari Reuters, pemerintahan Trump sebelumnya ternyata memberikan subsidi terhadap bahan makanan jauh lebih sedikit daripada janji presiden Trump, yakni di bawah US$ 3 miliar selama periode April hingga Juni.

Kritik terhadap Trump sendiri terus berdatangan karena menurut analis kontrak ini memberikan kesempatan bagi perusahaan yang kaleng-kaleng untuk berpartisipasi sehingga bahan pangan tidak datang tepat waktu dan tidak sesuai dengan standar yang dijanjikan.

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku telah mencairkan bantuan subsidi gaji selama 4 bulan sebesar Rp 2,4 juta atau Rp 600 ribu per bulan untuk Tahap Pertama yang berpotensi menguntungkan sektor konsumsi dan ritel

Bantuan ini diberikan kepada peserta BP Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki upah gaji di bawah Rp 5 juta.

"Anggaran Rp 37,87 triliun dan sudah dikeluarkan dalam bentuk DIPA [Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran]. Bantuan sama, berstandar Rp 600 ribu per bulan selama 4 bulan," kata Sri Mulyani, Senin (24/8/2020)

Berikut sejumlah rilis data yang terjadwal untuk hari ini.

  • Indeks Keyakinan Konsumen Korea Selatan Bulan Agustus (4:00 WIB)
  • Indeks Harga Konsumen Inti Jepang Bulan Juli (12:00 WIB)
  • Pembacaan Final Produk Domestik Bruto Jerman Kuartal Kedua (13:00 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan ekonomi (kuartal II-2020 YoY)

-5,32%

Inflasi (Juli 2020 YoY)

1,54%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (Juli 2020)

4%

Defisit anggaran (APBN 2020)

-6,34% PDB

Transaksi berjalan (kuartal I-2020)

-1,42% PDB

Neraca pembayaran (kuartal I-2020)

-US$ 8,54 miliar

Cadangan devisa (Juli 2020)

US$ 135,1 miliar

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular