Hal tersebut tercermin dari dokumen "dot plot" yang menunjukkan sebanyak delapan anggota memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga setidaknya 75 bps pada tahun depan sementara lima lainnya memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih dari 75 bps. Median ekspektasi suku bunga ada di angka 4,6% dalam dot plot terbaru, turun dibandingkan 5,1% pada proyeksi September.
Dari Amerika Serikat, bursa Wall Street kebakaran dengan mengakhiri perdagangan di zona merah pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Saham-saham anjlok pada hari Rabu karena investor mengambil keuntungan setelah pasar mengalami tren kenaikan beberapa hari terakhir. Anjloknya saham FedEx juga ikut menyeret S&P 500 anjlok.
Indeks Industri Dow Jones turun 475,92 poin, atau 1,27%, menjadi 37.082,00. Komposit Nasdaq lebih rendah 1,50% menjadi 14.777,94. Kedua indeks mengakhiri kenaikan sembilan hari dan mengalami sesi terburuk sejak Oktober.
Sedangkan S&P 500 turun 1,47% menjadi 4.698,35, menandai hari terburuk sejak September.
"Pasar menjadi jenuh beli, dan kemunduran seperti ini wajar mengingat kondisi seperti itu," kata Keith Buchanan, manajer portofolio senior di Globalt Investments, dikutip dari CNBC International. "Jadi ini lebih bersifat teknis daripada fundamental." tambah Keith.
Sebagai catatan, FedEx merupakan perusahaan yang paling jeblok di S&P 500 dengan turun 12%. Raksasa pengiriman paket ini mengeluarkan prospek pendapatan yang mengecewakan untuk tahun fiskal ini, dan melaporkan hasil fiskal kuartal kedua yang jauh dari ekspektasi baik secara kinerja maupun laba.
Alhasil, rata-rata Transportasi Dow Jones, indeks tertimbang harga dari 20 saham termasuk FedEx, turun lebih dari 2%.
Alfabet, induk Google, termasuk di antara yang berkinerja terbaik di S&P 500, mencapai level tertinggi baru dalam 52 minggu selama sesi tersebut itu naik 1,2%.
Melemahnya bursa Wall Street terjadi setelah bursa terbang pada Selasa ketika Dow dan Nasdaq Composite mencatat kenaikan sembilan hari berturut-turut. Sejak penutupan terendah pada 27 Oktober 2022 dan hingga Selasa, Dow Industrials naik 15,9%, dan S&P 500 melonjak 15,8%. Nasdaq Composite naik 19,1%.
Kendati mengalami depresiasi, namun ketiga indeks tersebut tetap berada pada jalur kenaikan pada Desember dan 2023 karena investor menantikan kabar penurunan suku bunga dari The Fed pada 2024.
Untuk diketahui, S&P 500 telah melesat 2,9% bulan ini dan 22% sepanjang tahun ini. Dow telah melonjak 3,2% selama Desember dan 11,9% pada 023. Nasdaq naik sebesar 3,9% dalam sebulan dan 41% dalam setahun, menempatkannya pada tahun terbaiknya sejak tahun 2020.
Pasar keuangan mulai dari bursa saham, nilai tukar rupiah, hingga Surat Berharga Negara (SBN) hari ini tampaknya masih akan bergerak stagnan meskipun ada potensi para pelaku pasar merealisasikan keuntungannya dengan melakukan aksi profit taking.
BI Bakal Tahan Suku Bunga?
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI sedang berlangsung sejak Rabu (20/12/2023) hingga Kamis (21/12/2023). Gubernur BI Perry Warjiyo pada hari ini akan menyampaikan hasil evaluasi terhadap kondisi dan prospek perekonomian, stabilitas sistem keuangan, sistem pembayaran, hingga penetapan kebijakan moneter termasuk tingkat suku bunga acuan.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6,00%.
Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, seluruh instansi/lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6,00%.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan BI masih akan mempertahankan suku bunga untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"BI rate masih kami expect stay menimbang rupiah dan inflasi relatif stabil dan sesuai arah perkiraan BI," tutur Irman, kepada CNBC Indonesia.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro memproyeksi BI akan menahan level suku bunga acuan di 6% dalam RDG BI Desember 2023.
Andry menyebutkan ada beberapa hal yang mempengaruhi kebijakan BI yakni terkait keputusan The Fed dan inflasi. Di mana Federal Open Meeting Committee (FOMC) The Fed Desember ini menahan suku bunga di 5,25%-5,5% dan tren pelemahan Indeks Dolar yang terus terjadi telah mendorong keyakinan stabilitas Rupiah lebih terjaga.
Sebagai informasi, dalam pertemuan pekan lalu (12-13 Desember 2023), The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. Dokumen dot plot The Fed mengisyaratkan jika The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak 3 kali sebesar 75 bps pada tahun depan.
Setelah The Fed mengisyaratkan pemangkasan suku bunga, publik kini juga menunggu apakah BI juga akan mengirim sinyal serupa pada hari ini. Sejauh ini, Gubernur BI Perry Warjiyo belum memberi isyarat pemangkasan. Namun, sejumlah analis memperkirakan BI mulai akan memangkas suku bunga pada semester I tahun ini jika The Fed semakin kencang mengisyaratkan pemangkasan.
BCA dalam laporannya Marching Ahead Against External Hurdles mengatakan mandate BI dalam menjaga stabilitas rupiah membuat BI tetap berhati-hati dalam memutuskan suku bunga.
Namun, menurut BCA, inflasi yang stabil dan berkurangnya tekanan pada pasar keuangan bisa memberi ruang BI untuk mengendurkan stance kebijakan di 2024. Inflasi Indonesia tercatat 2,86% (year on year/yoy) pada November 2023 atau sudah bergerak dalam jangkauan BI di 2-4%.
"BI diperkirakan akan memangkas suku bunga 50-75 bps pada 2024 tetapi itu tergantung seberapa dovish The Fed," tulis BCA.
BI sudah mengerek suku bunga sebesar 250 bps sejak Agustus 2022 ke level 6,00% sebagai antisipasi lonjakan inflasi setelah BBM subsidi naik dan kebijakan hawkish The Fed.
BI bahkan secara agresif menaikkan suku bunga sebesar 50 bps selama tiga bulan beruntun pada September, Oktober, dan November 2022.
Perekonomian AS Tumbuh Pesat?
Malam hari ini, AS akan merilis data pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada kuartal III-2023.
Konsensus menilai laju pertumbuhan PDB meningkat menjadi 5,2% (year on year/yoy dari yang sebelumnya 2,1% yoy pada kuartal II-2023. Jika hal tersebut terjadi, maka pertumbuhan terkuat terjadi sejak kuartal IV-2021.
Ketika perekonomian AS tumbuh dengan pesat, hal ini perhatian pelaku pasar karena artinya roda perekonomian AS cukup kencang yang berdampak pada inflasi AS cukup sulit untuk ditekan menuju target The Fed yakni 2%.
Dampak lanjutannya yakni pelaku pasar khawatir bahwa suku bunga AS berpotensi berada pada level yang tinggi dalam waktu yang cukup lama untuk menjaga agar lonjakan inflasi tidak terjadi.
Namun, di sisi lain, ekonomi AS yang kuat juga bisa menguntungkan Indonesia karena AS merupakan salah satu pasar ekspor terbesar bagi produk Tanah Air.
Klaim Pengangguran AS Naik
AS malam ini juga akan merilis data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 16 Desember 2023. Konsensus berekspektasi klaim pengangguran awal AS akan mengalami kenaikan menjadi 215.000 hingga 16 Desember 2023 atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yakni 202.000. Sementara klaim pengangguran lanjutan juga diperkirakan naik tipis menjadi 1.888.000 dari yang sebelumnya 1.876.000.
Proyeksi naiknya kedua data tersebut memberikan angin segar bagi pasar ketenagakerjaan AS bahwa artinya semakin banyaknya pengangguran yang melakukan klaim, maka inflasi dapat terjaga atau setidaknya tidak mengalami kenaikan yang ekstrem.
Debat Cawapres Dinanti Publik RI
Debat calon wakil presiden (cawapres) akan digelar pekan ini tepatnya pada Jumat (22/12/2023) yang akan digelar di JCC, Senayan, Jakarta. Debat ini akan mempertemukan tiga cawapres, yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD. Para capres akan hadir, tetapi porsi bicara hanya untuk cawapres.
Pada debat kedua ini, tema yang akan diangkat yakni ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Di saat debat tersebut, akan hadir pula 11 panelis yang merupakan ekonom dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
11 panelis tersebut yakni Alamsyah Saragih, Adhitya Wardhono, Agustinus Prasetyantoko, Fausan Ali Rasyid, Hendri Saparini, Hyronimus Rowa, Poppy Ismalina, Retno Agustina Ekaputri, Suharnomo, Tauhid Ahmad, dan Yose Rizal Damuri.
Bagi pelaku pasar keuangan, debat menjadi penting karena setidaknya bisa memberi petunjuk kemana arah kebijakan masing-masing cawapres. Hal ini akan berdampak besar terhadap kebijakan ekonomi Indonesia ke depan.
Seperti pada debat-debat periode sebelumnya, debat akan menjadi bahan perbincangan masyarakat karena mereka ingin mengetahui visi dan misi cawapres sekaligus melihat kemampuan cawapres dalam menguji gagasan.
Agenda Ekonomi :
- Ditjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan menggelar pertemuan media membahas Capaian Program Keringanan Utang Tahun 2023 dan Sertifikasi BMN
- Suku Bunga BI (14:30 WIB)
- Laju Pertumbuhan PDB Final QoQ AS (20:30 WIB)
- Klaim Awal dan Lanjutan Pengangguran AS (20:30 WIB)
Agenda Perusahaan :
- RUPSLB PT Asuransi Bintang (ASBI)
- RUPSLB PT Clipin Finance Indonesia (CFIN)
- RUPSLB PT Lima Dua Lima Tiga (LUCY)
- Cash Dividend PT Roda Vivatex (RDTX)
- Public Expose oleh PT Itama Ranoraya Tbk (14.00 - 15.00 WIB)
Berikut data indikator ekonomi nasional :
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]