Newsletter

Paman Sam Sudah Gak Takut Corona, IHSG Gimana?

Tri Putra, CNBC Indonesia
25 August 2020 06:05
Badai Marco dan Badai Tropis Laura mengoyak Karibia dan Teluk Meksiko pada hari Minggu, memaksa ribuan penduduk pesisir di Louisiana dan Kuba untuk mengungsi. (AP/Dieu Nalio Chery)
Foto: Badai Marco dan Badai Tropis Laura mengoyak Karibia dan Teluk Meksiko pada hari Minggu, memaksa ribuan penduduk pesisir di Louisiana dan Kuba untuk mengungsi. (AP/Dieu Nalio Chery)

Beberapa sentimen yang akan memengaruhi pergerakan pasar hari ini salah satunya adalah dua badai tropis yang siap menghantam Teluk Meksiko di AS dimana lebih dari setengah produksi minyak mentah AS terjadi.

Meski begitu, Badai Tropis Marco diekspektasikan tidak akan seganas angin putting beliung Laura, meskipun sangat jarang terjadi ketika 2 badai menghantam suatu kawasan dalam rute yang sama dalam waktu yang berdekatan.

Setelah pabrik yang memproduksi emas hitam tersebut ditutup menjelang kedatangan kedua tamu tak diundang ini, Bloomberg melaporkan kapasitas produksi di sektor ini akan turun hingga 1 juta barel per hari.

Seperti kita tahu penurunan jumlah pasokan minyak mentah akan mengerek harga minyak mentah harga kontrak berjangka minyak mentah acuan AS WTI berhasil naik 0,12%, sementara minyak mentah Brent yang menjadi standar internasional naik 0,09%.

Selanjutnya perhatian para pelaku pasar akan tertuju pada Gubernur Federal Reserve alias The Fed Jerome 'Jay' Powell, yang Selasa ini akan memberikan tanggapan terhadap perekonomian AS saat ini di acara Review Kerangka Kebijakan Moneter Tahunan yang diadakan oleh bank sentral AS tersebut.

Jay, sapaan akrab Jerome Powell diekspektasikan akan terus memberikan stimulus moneter untuk membantu perekonomian yang sakit karena diserang pandemi Covid-19. Kebijakan moneter ini biasanya akan membuat dollar AS menjadi lemah, dan membuat emas menjadi semakin kuat.

Selanjutnya Presiden AS, Donald Trump mengatakan dirinya siap untuk menyuntikkan dana sebesar US$ 1 miliar untuk program subsidi makanan kepada warga AS yang terdampak oleh pandemi virus nCov-19.

Dilansir dari Reuters, pemerintahan Trump sebelumnya ternyata memberikan subsidi terhadap bahan makanan jauh lebih sedikit daripada janji presiden Trump, yakni di bawah US$ 3 miliar selama periode April hingga Juni.

Kritik terhadap Trump sendiri terus berdatangan karena menurut analis kontrak ini memberikan kesempatan bagi perusahaan yang kaleng-kaleng untuk berpartisipasi sehingga bahan pangan tidak datang tepat waktu dan tidak sesuai dengan standar yang dijanjikan.

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku telah mencairkan bantuan subsidi gaji selama 4 bulan sebesar Rp 2,4 juta atau Rp 600 ribu per bulan untuk Tahap Pertama yang berpotensi menguntungkan sektor konsumsi dan ritel

Bantuan ini diberikan kepada peserta BP Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki upah gaji di bawah Rp 5 juta.

"Anggaran Rp 37,87 triliun dan sudah dikeluarkan dalam bentuk DIPA [Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran]. Bantuan sama, berstandar Rp 600 ribu per bulan selama 4 bulan," kata Sri Mulyani, Senin (24/8/2020)

(trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular