Newsletter

RI Belum Merdeka dari 'Hantu' CAD, IHSG Bisa Menguat 6 Hari?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 August 2020 06:05
Ilustrasi Dollar
Foto: REUTERS/Romeo Ranoco

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan dalam negeri bergerak variatif pekan lalu, bahkan bisa dibilang sangat kontras. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan 5 hari beruntun, sebaliknya rupiah justru melemah sepanjang pekan lalu. Sementara di pasar obligasi, Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun dalam 5 hari perdagangan mencatat 2 kali penguatan.

Setelah libur Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus kemarin, pasar keuangan kembali dibuka pada hari ini, Selasa (18/8/2020). Tetapi pekan ini akan sangat pendek, hanya hari ini dan besok, Kamis kembali libur Tahun Baru Hijriah, dan Jumat cuti bersama.

Meski sangat pendek, tetapi akan ada rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang terdiri dari transaksi berjalan yang masih defisit (current account deficit/CAD) yang menjadi "hantu" bagi perekonomian Indonesia dan akan mempengaruhi pergerakan aset-aset dalam negeri. Indonesia belum mampu merdeka dari "hantu" CAD sejak 2011, yang menjadi beban bagi perekonomian dan tentunya berdampak ke pasar finansial. tetapi belakangan CAD mulai membaik yang dapat memberikan dampak positif, dan membuka peluang IHSG mencetak penguatan 6 hari beruntun. "Hantu" CAD dan beberapa sentimen lainnya akan dibahas pada halaman 3.

Sepanjang pekan lalu IHSG mencatat penguatan 2,02% ke 5.147,690, di hari Kamis (13/8/2020) sempat menyentuh level 5.279,349 yang merupakan level tertinggi dalam 5 bulan terakhir, tepatnya sejal 9 Maret lalu.

Kinerja berlawanan ditunjukkan rupiah, melemah 5 hari beruntun, dengan total sebesar 0,96% ke 14.720/US$. Sementara SBN meski menguat hanya 2 kali, tetapi imbal hasil (yield) mengalami penurunan 3,1 basis poin (bps) menjadi 6,766%.  

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Sentimen positif dan negatif dari luar dan dalam negeri mempengaruhi pergerakan aset-aset dalam negeri sepanjang pekan lalu.

Dari luar negeri, pasar dibuat ceria setelah media lokal Rusia memberitakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa pemerintahannya telah memberi persetujuan vaksin virus corona yang pertama di dunia.

Sementara sentimen negatif datang dari pembahasan stimulus fiskal yang kembali macet di Kongres (Parlemen) AS.

Tanpa stimulus tambahan, pemulihan ekonomi AS tentunya akan berjalan lebih lambat. Kubu Partai Republik di House of Representatives (salah satu dari dua kamar yang membentuk Kongres AS) mengusulkan proposal stimulus baru bernilai US$ 1 triliun. Namun kubu oposisi Partai Demokrat enggan menyetujui karena merasa jumlahnya terlalu sedikit.

Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, mengungkapkan bahwa Demokrat baru ingin membuka ruang dialog jika nilai stimulus fiskal setidaknya US$ 2 triliun. Presiden Donald Trump berang.

Kemudian dari dalam negeri, sentimen positif datang setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membantu pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 terutama pelaku UMKM. Salah satunya dengan program bantuan subsidi bunga mulai 3% hingga 6%, sehingga diharapkan pemulihan ekonomi berjalan lebih cepat.

Tetapi sentimen negatif datang dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi DKI Jakarta yang kembali diperpanjang selama 2 pekan memperbesar risiko resesi di Indonesia.

Dengan diperpanjangnya PSBB, artinya selama 2 bulan di kuartal III-2020 roda bisnis maish berputar pelan. Laju pemulihan ekonomi saat PSBB menjadi lambat setelah mengalami kontraksi 5,32% year-on-year (YoY) di kuartal II-2020, sehingga risiko resesi meningkat seperti yang diramal oleh Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juli 2020, dengan judul The Long Road to Recovery.

Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat) itu memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias 0%. Namun Bank Dunia punya skenario kedua, yaitu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -2% pada 2020 jika resesi global ternyata lebih dalam dan pembatasan sosial (social distancing) domestik lebih ketat.

"Ekonomi Indonesia bisa saja memasuki resesi jika pembatasan sosial berlanjut pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dan/atau resesi ekonomi dunia lebih parah dari perkiraan sebelumnya," tulis laporan Bank Dunia.

Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan sektor-sektor penopang perekonomian yang pada kuartal II ini ikut terkontraksi dalam akan sulit pulih dengan mudah. Oleh karenanya, jika upaya pemerintah tidak maksimal maka Indonesia bisa masuk ke jurang resesi.

"Memang probabilitas negatif (di kuartal III) masih ada karena penurunan sektor tidak bisa secara cepat pulih," ujarnya melalui konferensi pers virtual, Rabu (5/8/2020).

Jika di kuartal III nanti pertumbuhan ekonomi negatif lagi, maka Indonesia sah mengalami resesi.

Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) bervariasi pada perdagangan Senin waktu setempat. Indeks S&P 500 kembali menguat, meski masih belum mampu melewati rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada 19 Februari lalu di 3.386,15.

S&P 500 mengakhiri perdagangan awal pekan di level 3.381,99, menguat 0,27%.

Kesulitan S&P 500 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa terjadi di saat volume transaksi mengalami penurunan tajam. Melansir CNBC International, SPDR S&P 500 ETF Trust diperdagangkan hanya sebanyak 31 juta saham, jauh di bawah rata-rata 30 haru sebanyak 61,98 juta saham.

Jika S&P 500 gagal mencapai rekor, indeks Nasdaq malah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di 11.129,72, menguat 1% kemarin. Sementarea indeks Dow Jones melemah 0,31% ke 27.8544,91.

Kisruh politik di AS mengenai stimulus fiskal masih menjadi salah satu penggerak pasar.

Partai Demokrat mengajukan bantuan transfer senilai total US$ 900 miliar ke pemerintah negara bagian dan kotamadya dalam draf RUU yang tengah diajukan ke Kongres, sementara Partai Republik menolak memasukkan angka tersebut.



"Saya siap mengirim lebih banyak uang ke pemerintah Federal dan lokal untuk menjaga lapangan kerja bagi polisi, petugas pemadam kebakaran, tenaga perawat, dan guru. DEMOKRAT MEMPERSULITNYA!" ujar Preesiden AS, Donald Trump dalam cuitannya.

Hubungan AS-China juga terus dalam pantauan investor. Pada Jumat lalu, Presiden Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada Jumat yang memaksa ByteDance untuk menjual atau melepas lini bisnis TikTok di AS dalam 90 hari. Dia mengklaim memiliki "bukti kredibel" bahwa ByteDance bisa "mengancam keamanan AS."

Wall Street yang bervariasi bisa mengirim hawa positif ke pasar Asia pagi ini, sebabnya indeks Nasdaq yang mencetak rekor tertinggi, serta S&P 500 yang sedikit lagi mencapai rekor sebelumnya. Sebagai kiblat bursa saham dunia, bagaimana pergerakan Wall Street, sering kali mempengaruhi bursa di benua lainnya. 

Sementara itu dari perkembangan vaksin virus corona, selain Rusia, China kini memberikan paten pada vaksin virus corona. CanSino Biologics Inc telah memenangkan persetujuan paten dari Beijing untuk kandidat vaksin Covid-19 Ad5-nCOV. Demikian laporan media pemerintah berdasarkan dokumen dari regulator kekayaan intelektual negara itu.

Reuters menulis, ini adalah paten vaksin Covid-19 pertama yang diberikan oleh China, surat kabar milik negara People's Daily melaporkan pada hari Minggu (16/8/2020).

Arab Saudi dikatakan berencana untuk memulai uji klinis Fase III untuk vaksin CanSino di bulan ini.

Perkembangan vaksin tersebut tentunya semakin memperbanyak peluang untuk segera mengakhiri pandemi Covid-19.

Sementara itu pada hari ini akan dirilis data Neraca Pembayaran Indonesia, dengan data defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang menjadi fokus utama.

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Kala nilai tukar rupiah stabil, maka investor akan lebih nyaman berinvestasi di dalam negeri, sehingga IHSG serta SBN juga bisa terkerek naik.

Transaksi berjalan sudah mengalami defisit sejak kuartal IV-2011, sehingga menjadi "hantu" bagi perekonomian Indonesia. Kala defisit membengkak, BI akan menaikkan suku bunga guna menarik hot money, sehingga diharapkan dapat mengimbangi CAD, yang pada akhirnya dapat menopang penguatan rupiah.

Namun, kala suku bunga dinaikkan, suku bunga perbankan tentunya ikut naik, sehingga beban yang ditanggung dunia usaha hingga rumah tangga akan menjadi lebih besar. Akibatnya, investasi hingga konsumsi rumah tangga akan melemah, dan roda perekonomian menjadi melambat. Oleh karena itu, CAD menjadi hantu bagi perekonomian Indonesia.

Tetapi, di kuartal I lalu, defisit transaksi berjalan membaik. Defisit tercatat sebesar US$ 3,9 miliar setara dengan 1,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ini adalah catatan terendah sejak 2017.

CAD di kuartal II kemungkinan akan kembali membaik mengingat pada bulan Mei dan Juni neraca dagang Indonesia mengalami surplus.

BPS pada pertengahan Juli lalu melaporkan neraca perdagangan Indonesia bulan Juni mencatat surplus US$ 1,27 miliar. Angka ini didapat dari nilai ekspor US$ 12,03 miliar Naik 2,28% year-on-year (YoY) Sementara impor US$ 10,76 miliar turun 6,36% YoY.

Sebulan sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia berhasil surplus US$ 2,09 miliar.

BPS hari ini juga akan melaporkan neraca dagang bulan Juli. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor kembali terkontraksi dalam yaitu -18,205% YoY. Kontraksi impor bahkan lebih parah lagi yaitu -22,96% YoY. Ini membuat neraca perdagangan diramal surplus US$ 629 juta.

CAD yang membaik tentunya menjadi modal bagi rupiah untuk menguat, begitu juga dengan IHSG dan SBN.

Berikut sejumlah rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. Rilis data Neraca Pembayaran Indonesia kuartal II-2020 (10.00 WIB)
  2. Rilis data Neraca Dagang Indonesia Juli (11.00 WIB)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan ekonomi (kuartal II-2020 YoY)

-5,32%

Inflasi (Juli 2020 YoY)

1,54%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (Juli 2020)

4%

Defisit anggaran (APBN 2020)

-6,34% PDB

Transaksi berjalan (kuartal I-2020)

-1,42% PDB

Neraca pembayaran (kuartal I-2020)

-US$ 8,54 miliar

Cadangan devisa (Juli 2020)

US$ 135,1 miliar

TIM RISET CNBC INDONESIA  


(pap) Next Article Meroket 20% Tanpa Tanding, Hari Ini IHSG Lampu Kuning!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular