Newsletter

RI Belum Merdeka dari 'Hantu' CAD, IHSG Bisa Menguat 6 Hari?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 August 2020 06:05
Vaksin Covid-19 dari Rusia (AP/Alexander Zemlianichenko Jr)
Foto: Vaksin Covid-19 dari Rusia (AP/Alexander Zemlianichenko Jr)

Wall Street yang bervariasi bisa mengirim hawa positif ke pasar Asia pagi ini, sebabnya indeks Nasdaq yang mencetak rekor tertinggi, serta S&P 500 yang sedikit lagi mencapai rekor sebelumnya. Sebagai kiblat bursa saham dunia, bagaimana pergerakan Wall Street, sering kali mempengaruhi bursa di benua lainnya. 

Sementara itu dari perkembangan vaksin virus corona, selain Rusia, China kini memberikan paten pada vaksin virus corona. CanSino Biologics Inc telah memenangkan persetujuan paten dari Beijing untuk kandidat vaksin Covid-19 Ad5-nCOV. Demikian laporan media pemerintah berdasarkan dokumen dari regulator kekayaan intelektual negara itu.

Reuters menulis, ini adalah paten vaksin Covid-19 pertama yang diberikan oleh China, surat kabar milik negara People's Daily melaporkan pada hari Minggu (16/8/2020).

Arab Saudi dikatakan berencana untuk memulai uji klinis Fase III untuk vaksin CanSino di bulan ini.

Perkembangan vaksin tersebut tentunya semakin memperbanyak peluang untuk segera mengakhiri pandemi Covid-19.

Sementara itu pada hari ini akan dirilis data Neraca Pembayaran Indonesia, dengan data defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang menjadi fokus utama.

Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Kala nilai tukar rupiah stabil, maka investor akan lebih nyaman berinvestasi di dalam negeri, sehingga IHSG serta SBN juga bisa terkerek naik.

Transaksi berjalan sudah mengalami defisit sejak kuartal IV-2011, sehingga menjadi "hantu" bagi perekonomian Indonesia. Kala defisit membengkak, BI akan menaikkan suku bunga guna menarik hot money, sehingga diharapkan dapat mengimbangi CAD, yang pada akhirnya dapat menopang penguatan rupiah.

Namun, kala suku bunga dinaikkan, suku bunga perbankan tentunya ikut naik, sehingga beban yang ditanggung dunia usaha hingga rumah tangga akan menjadi lebih besar. Akibatnya, investasi hingga konsumsi rumah tangga akan melemah, dan roda perekonomian menjadi melambat. Oleh karena itu, CAD menjadi hantu bagi perekonomian Indonesia.

Tetapi, di kuartal I lalu, defisit transaksi berjalan membaik. Defisit tercatat sebesar US$ 3,9 miliar setara dengan 1,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Ini adalah catatan terendah sejak 2017.

CAD di kuartal II kemungkinan akan kembali membaik mengingat pada bulan Mei dan Juni neraca dagang Indonesia mengalami surplus.

BPS pada pertengahan Juli lalu melaporkan neraca perdagangan Indonesia bulan Juni mencatat surplus US$ 1,27 miliar. Angka ini didapat dari nilai ekspor US$ 12,03 miliar Naik 2,28% year-on-year (YoY) Sementara impor US$ 10,76 miliar turun 6,36% YoY.

Sebulan sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia berhasil surplus US$ 2,09 miliar.

BPS hari ini juga akan melaporkan neraca dagang bulan Juli. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor kembali terkontraksi dalam yaitu -18,205% YoY. Kontraksi impor bahkan lebih parah lagi yaitu -22,96% YoY. Ini membuat neraca perdagangan diramal surplus US$ 629 juta.

CAD yang membaik tentunya menjadi modal bagi rupiah untuk menguat, begitu juga dengan IHSG dan SBN.

(pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular