
RI Belum Merdeka dari 'Hantu' CAD, IHSG Bisa Menguat 6 Hari?

Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) bervariasi pada perdagangan Senin waktu setempat. Indeks S&P 500 kembali menguat, meski masih belum mampu melewati rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada 19 Februari lalu di 3.386,15.
S&P 500 mengakhiri perdagangan awal pekan di level 3.381,99, menguat 0,27%.
Kesulitan S&P 500 mencapai rekor tertinggi sepanjang masa terjadi di saat volume transaksi mengalami penurunan tajam. Melansir CNBC International, SPDR S&P 500 ETF Trust diperdagangkan hanya sebanyak 31 juta saham, jauh di bawah rata-rata 30 haru sebanyak 61,98 juta saham.
Jika S&P 500 gagal mencapai rekor, indeks Nasdaq malah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di 11.129,72, menguat 1% kemarin. Sementarea indeks Dow Jones melemah 0,31% ke 27.8544,91.
Kisruh politik di AS mengenai stimulus fiskal masih menjadi salah satu penggerak pasar.
Partai Demokrat mengajukan bantuan transfer senilai total US$ 900 miliar ke pemerintah negara bagian dan kotamadya dalam draf RUU yang tengah diajukan ke Kongres, sementara Partai Republik menolak memasukkan angka tersebut.
"Saya siap mengirim lebih banyak uang ke pemerintah Federal dan lokal untuk menjaga lapangan kerja bagi polisi, petugas pemadam kebakaran, tenaga perawat, dan guru. DEMOKRAT MEMPERSULITNYA!" ujar Preesiden AS, Donald Trump dalam cuitannya.
Hubungan AS-China juga terus dalam pantauan investor. Pada Jumat lalu, Presiden Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada Jumat yang memaksa ByteDance untuk menjual atau melepas lini bisnis TikTok di AS dalam 90 hari. Dia mengklaim memiliki "bukti kredibel" bahwa ByteDance bisa "mengancam keamanan AS."
(pap)