Newsletter

Anies Perpanjang PSBB DKI, Bisa Cuan Gak Ya Weekend Ini?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 August 2020 06:05
Bendera Tiongkok dan AS
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Selain kabar PSBB dari dalam negeri, investor juga perlu mencermati perkembangan lebih lanjut terkait hubungan antara AS-China. Duo raksasa ekonomi global ini dikabarkan bakal menggelar pertemuan melalui video konferensi untuk meninjau progress kesepakatan dagang interim yang diteken 15 Januari lalu. 

AS diwakili oleh Robert Lightizer sementara dari pihak China ada Wakil Perdana Menteri Liu He yang bakal jadi delegasinya. Dalam enam bulan terakhir, progress China terbilang minim.
Dalam kesepakatan awal tersebut, China ditargetkan untuk membeli produk-produk pertanian, manufaktur, energi hingga jasa AS senilai US$ 200 miliar pada 2020-2021. Namun sampai dengan Juni, China baru mencatatkan capaian 23% saja. 

Masih sangat jauh dari target memang. Namun mau bagaimana lagi, pandemi Covid-19 telah membuat ekonomi China juga anjlok pada kuartal pertama walaupun mulai bangkit pada periode April-Juni. 

Akibat pandemi Covid-19, hubungan AS-China juga menjadi semakin runyam. Kisruh pun melebar ke berbagai bidang mulai dari asal muasal pandemi, otonomi Hong Kong, pelanggaran HAM soal komunitas minoritas di China hingga isu perdagangan dan navigasi bebas serta kedaulatan wilayah di Laut China Selatan (LCS). 

Sedikit kabar baiknya adalah, meski hubungan bilateral Washington-Beijing memburuk, tetapi baik Trump maupun Xi Jinping tampaknya tak akan membuang begitu saja kesepakatan yang dibuat.

Scott Kennedy, seorang ahli China di CSIS di Washington, mengatakan kepada Bloomberg Television minggu ini bahwa "sungguh menakjubkan bahwa meskipun ada badai yang sedang mendera hubungan AS-China, baik Trump maupun Xi Jinping tak ada yang benar-benar ingin membuang kesepakatan tersebut."

"Untuk Trump, singkatnya, ini tentang petani - penjualan yang dapat mereka lakukan untuk negara bagian yang merah [basis Partai Republikan] dalam pemilu ini," kata Kennedy.

Untuk Presiden China Xi, "ini tentang stabilitas dan menjaga hubungan agar tidak sepenuhnya runtuh," lanjut Kennedy, mengutip pemberitaan Bloomberg.

(twg/twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular