
Semua Ada Obatnya, Termasuk Kekhawatiran Seputar Lockdown

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup di jalur hijau pada perdagangan Senin (3/8/2020), menyusul kinerja positif dan aksi korporasi emiten teknologi AS di tengah pembahasan stimulus pandemi.
Saham Microsoft lompat 5% setelah perseroan mengonfirmasi pembicaraan mengenai kemungkinan membeli saham TikTok di AS. Rencana tersebut mengemuka bahkan setelah Presiden AS Donald Trump menuduh TikTok sebagai aplikasi berbahaya yang disusupi pemerintah China sehingga perlu dilarang.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 236,08 poin (+0,9%) pada penutupan perdagangan dini hari tadi menjadi 26.664,4. Indeks Nasdaq menguat 1,5% ke level tertinggi sepanjang sejarah pada 10.902,8 dan S&P 500 naik 0,7% ke 3.294,61 atau yang tertinggi sejak 21 Februari (pra-pandemi).
Saham Apple melesat 2,5% setelah perseroan mengumumkan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 4:1 yang bakal membuat harga sahamnya lebih terjangkau. Selain itu, pendapatan perseroan per kuartal I-2020 melesat 11%.
"Kita sedang menyaksikan reli di sektor teknologi mengikuti beberapa rilis laporan laba bersih yang kita lihat pekan lalu," tutur James Ragan, Direktur Riset Pengelolaan Aset D.A. Davidson sebagaimana dikutip CNBC International.
Sepanjang tahun berjalan, saham Amazon dan Apple meroket masing-masing sebesar 71% dan 44%. Saham Facebook juga naik, lebih dari 7%, setelah pendapatannya tumbuh 11% di tengah krisis Covid-19.
Investor merespons positif kabar emiten farmasi AS Eli Lilly yang memulai pengembangan obat Covid-19 fase 3. Saham perseroanĀ ditutup naik 1,7%. Data FactSet menyebutkan bahwa 84% dari konstituen indeks S&P 500 merilis kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi pasar.
Pelaku pasar juga mengantisipasi rilis data pengangguran pada Jumat nanti. Polling Revinitif memperkirakan lapangan kerja bakal bertambah 1,36 juta, atau di bawah capaian Juni yang mencapai 4,8 juta. Tingkat pengangguran diprediksi turun menjadi 10,7% dari 11,1% bulan lalu
"Naiknya klaim pengangguran dan penurunan indeks keyakinan konsumen menunjukkan melemahnya konsumsi AS," tutur Dennis DeBusschere, perencana pasar Evercore ISI sebagaimana dikutip CNBC International.
Politisi partai Republik dan Demokrat masih alot membahas rencana paket stimulus di tengah krisis pandemi. Gedung Putih ingin angka tunjangan pengangguran ditetapkan sebesar US$ 200 per pekan, sedangkan politisi partai Demokrat mengusulkan angkanya tetap seperti sebelumnya di level US$ 600.
(ags/ags)