
Hong Kong Sudah Resesi, Jerman dan AS Bakal Menyusul

Beralih ke bursa saham New York, tiga indeks utama ditutup di zona hijau. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,61%, S&P 500 menguat 1,24%, dan Nasdaq Composite bertambah 1,35%.
Apa yang dinanti akhirnya datang juga. Sesuai perkiraan, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%. Ketua Jerome Powell dan kolega juga menyatakan suku bunga akan tetap bertahan rendah untuk mendukung pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona.
"Penyebaran virus corona menyebabkan kesulitan yang luar biasa di AS dan seluruh dunia. Setelah penurunan tajam di perekonomian dan pasar tenaga kerja, mulai terjadi pembalikan dalam beberapa bulan terakhir meski masih di bawah level awal tahun. Permintaan yang rendah membuat inflasi tertahan.
"Situasi di pasar keuangan secara umum membaik dalam beberapa bulan ini, mencerminkan dampak kebijakan untuk mendukung aktivitas ekonomi serta penyaluran kredit kepada rumah tangga dan rumah tangga. Namun ke mana ekonomi akan bergerak akan sangat ditentukan oleh virus. Krisis kesehatan akan membebani aktivitas ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan inflasi dalam jangka pendek dan menjadi risiko bagi perekonomian dalam jangka menengah.
"Dengan perkembangan tersebut, Komite memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%. Komite memperkirakan suku bunga acuan akan bertahan sampai ada keyakinan bahwa ekonomi berhasil melalui situasi ini," papar keterangan tertulis The Fed.
Suku bunga rendah akan memberi ruang bagi emiten untuk melakukan ekspansi. Dengan begitu, tercipta harapan untuk menaikkan pendapatan dan laba. Harga saham pun melambung.
Selain mempertahankan suku bunga, The Fed juga berkomitmen menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk membantu ekonomi AS keluar dari nestapa akibat pandemi virus corona. Artinya, The Fed sepertinya masih akan terus 'mengguyur' likuiditas ke pasar baik melalui pembelian obligasi sampai memberi kredit kepada dunia usaha. Likuiditas ini sedikit banyak akan masuk ke pasar keuangan yang kemudian menciptakan mentalitas 'beli, beli, beli'.
"Rasanya kita akan merasakan suku bunga rendah dan 'banjir' likuiditas dalam waktu yang agak lama. The Fed tentu tidak mau ekonomi menuju dasar palung," ujar Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel yang berbasis di Virginia, seperti dikutip dari Reuters.
