
Corona Sudah Bikin Merana, Eh AS-China Pake Ribut Segala!

Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama melemah sepanjang pekan lalu. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,76%, S&P 500 terkoreksi 0,28%, dan Nasdaq Composite ambles 1,33%.
Selain hubungan AS-China yang memburuk, investor juga kecewa dengan kinerja para emiten di bursa saham New York. Intel, misalnya, memperkirakan pendapatan pada kuartal III-2020 sebesar US$ 18,2 miliar. Turun dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu US$ 19,73 miliar.
Investor di Negeri Paman Sam juga mencemaskan pandemi virus corona yang sepertinya menjadi tidak terkendali. Per 25 Juli, jumlah pasien positif corona tercatat 4.099.310 orang. Bertambah 74.818 orang (1,86%) dibandingkan hari sebelumnya.
Secara nominal, tambahan 74.818 orang pasien baru dalam sehari adalah rekor tertinggi sejak AS mencatatkan kasus perdana virus corona pada 21 Januari. Semenara laju pertumbuhan 1,86% menjadi yang tercepat sejak 19 Juli.
"Kita semua harus melakukan langkah mitigasi. Pakai masker, jauhi kerumunan. Mungkin kita belum akan melihat jumlah pasien baru mengalami penurunan karena ada jarak antar-pelaporan. Namun kita semua harus berupaya membalikkan gelombang ini," tutur Brett Giroir, Asisten Menteri Kesehatan AS, dalam wawancara bersama Foz News Network, sebagaimana dikutip oleh Reuters.
Lonjakan kasus coona di Negeri Adidaya mengancam kelangsungan pemulihan ekonomi. Ada tendensi sejumlah aktivitas yang awalnya dibuka bakal ditutup lagi.
Presiden AS Donald Trump sampai memutuskan batal hadir dalam gelaran konvensi capres Partai Republik di Florida pada Agustus mendatang. Maklum, Florida adalah salah satu hotspot kasus corona.
"Waktu pelaksanaan acara ini kurang pas. Tidak tepat karena apa yang terjadi akhir-akhir ini, ada lonjakan kasus di Florida. Belum waktunya membuat acara konvensi besar-besaran," kata Trump, seperti dikutip dari Reuters.
(aji/aji)