
Konsensus: Top, Neraca Dagang Juni Diramal Surplus US$ 1,1 M!

Mike Ryan, Direktur Eksekutif WHO, menyarankan agar sejumlah negara yang mengalami lonjakan kasus corona menerapkan karantina wilayah (lockdown) terbatas. Ini diharapkan bisa membatasi ruang gerak virus corona sehingga tidak menyebar lebih jauh.
"Beberapa wilayah di AS mungkin perlu menerapkan lockdown yang lebih spesifik untuk menekan angka transmisi virus. Terutama di daerah yang transmisinya tidak terkendali," kata Ryan, sebagaimana diwartakan Reuters.
Benar saja, semakin banyak daerah di AS yang memberlakukan reclosing. Terbaru adalah Negara Bagian California.
Gubernur California Gavin Newsom memerintahkan seluruh restoran, bar, bioskop, kebun binatang, dan museum ditutup kembali. Bahkan di kota-kota yang berstatus zona merah, pusat kebugaran, gereja, dan salon juga tidak boleh beroperasi selama sebulan ke depan.
"Kita harus menyadari bahwa Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat. Sampai ada vaksin atau terapi yang efektif, kita harus waspada," tegas Newsom, yang berasal dari kubu oposisi Partai Demokrat, seperti dikutip dari Reuters.
Pada April-Mei, kala kasus corona melandai, ada harapan ekonomi bisa bangkit pada paruh kedua 2020 seiring pembukaan kembali kegiatan publik.
Namun sekarang tren yang ada malah reclosing, aktivitas ditutup lagi. Ketika semakin banyak negara yang menutup kembali aktivitas masyarakat, roda ekonomi bakal macet lagi. Harapan pemulihan ekonomi jadi samar-samar, tidak ada yang jelas selagi virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini belum ada vaksin atau obatnya.
Jadi, apakah perbaikan kinerja ekspor-impor pada Juni bisa berlanjut ke bulan-bulan berikutnya? Tidak ada yang tahu...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)