- Menambah proyeksi CIMB Niaga
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor Indonesia pada Juni 2021 diperkirakan tumbuh tinggi, meski melambat dari bulan sebelumnya. Ini menjaga neraca perdagangan tetap surplus.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia periode Juni 2021 pada 15 Juli 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 49,18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Impor juga diperkirakan tumbuh lumayan tinggi, sedikit di bawah ekspor yaitu 48,67% yoy. Ini membuat neraca perdagangan membukukan surplus US$ 2,15 miliar.
Institusi | Pertumbuhan Ekspor (%yoy) | Pertumbuhan Impor (%yoy) | Neraca Perdagangan (US$ Juta) |
Bank Mandiri | 54.01 | 51.35 | 2209.21 |
BCA | 47.2 | 42.1 | 2400 |
Standard Chartered | 51.8 | 52.9 | 1784 |
Maybank Indonesia | 55.15 | 53.99 | 2059 |
ING | 46.9 | 36.8 | 2700 |
Mirae Asset | 42.5 | 38 | 2300 |
Bank Permata | 48.45 | 44.94 | 2230 |
MNC Sekuritas | 48.47 | 46.27 | 2090 |
BNI Sekuritas | 52.81 | 51.08 | 2091.3 |
CIMB Niaga | 49.9 | 53.3 | 1500 |
MEDIAN | 49.185 | 48.675 | 2150.255 |
Sebagai perbandingan, konsensus pasar versi Reuters memperkirakan ekspor tumbuh 49,9% yoy dan impor naik 51,35%. Neraca perdagangan 'diramal' surplus US$ 2,23 miliar.
Apapun itu, pelaku pasar sepakat bahwa kinerja ekspor-impor Juni 2021 melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Mei 2021, ekspor melonjak 58,76% yoy dan impor meroket 68,68% yoy.
Halaman Selanjutnya --> Harga Komoditas Dongkrak Ekspor Indonesia
"Surplus neraca perdagangan akan menjadi tema pada semester I-2021. Sebagai negara eksportir komoditas, Indonesia menikmati kenaikan harga yang signifikan. Selain itu, kombinasi dari kebijakan moneter longgar, kebijakan fiskal yang ekspansif, pasokan yang masih terbatas, dan peningkatan permintaan karena vaksinasi anti-virus corona (Coronavirus Diseae-2019/Covid-19) menjadi penyebabnya. Kita juga tidak bisa mengesampingkan basis yang rendah pada tahun lalu," papar Tirta Citradi, Ekonom MNC Sekuritas, dalam risetnya.
Anthony Kevin, Ekonom Mirae Asset, menilai kinerja ekspor Indonesia akan ditopang oleh permintaan di negara-negara mitra dagang utama. Di China dan Amerika Serikat (AS), aktivitas manufaktur yang diukur dari Purchasing Managers' Index masih di atas 50 yang menandakan dunia usaha dalam fase ekspansi.
Sementara impor juga masih tumbuh karena peningkatan kebutuhan bahan baku dan barang modal dunia usaha. Lagi-lagi ini terlihat dari PMI manufaktur Indonesia yang masih berada di fase ekspansi di atas 50.
Juniman, Kepala Ekonom Maybank Indonesia, menilai perlambatan ekspor-impor lebih disebabkan oleh faktor musiman. Dunia usaha menggeber produksi pada Mei untuk memenuhi peningkatan permintaan saat Ramadan-Idul Fitri. Selepas itu, aktivitas produksi kembal inormal seiring perlambatan permintaan.
"Meski demikian, ekspor masih akan tumbuh tinggi mengingat kenaikan harga komoditas seperti batu bara dan minyak kelapa sawit. Impor juga begitu, tumbuh tinggi karena kenaikan harga komoditas utamanya minyak. Selain itu, impor alat kesehatan dan obat-obatan pun meningkat," papar Juniman dalam risetnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA