Newsletter

WHO Sarankan Lockdown Lagi vs Vaksin Pfizer, Mana Lebih Kuat?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
02 July 2020 06:05
Demo Hong Kong
Foto: Demo Hong Kong AP/Kin Cheung

Setelah Presiden Xi Jinping menandatangani UU keamanan nasional untuk Hong Kong, sebanyak 300 warga Hong Kong ditangkap setelah melakukan demonstrasi pada Rabu kemarin. Reuters melaporkan, dalam demo tersebut polisi Hong Kong menembakkan air dan gas air mata ke arah para demonstran.

Kerusuhan yang merebak di Hong Kong menjadi salah satu contoh social unrest setelah kisruh yang mempersoalkan kematian warga kulit hitam AS bernama George Floyd merebak di seluruh dunia. 

IMF dalam laporannya mewanti-wanti bahwa kerusuhan sosial menjadi risiko lain yang berpotensi memicu volatilitas di pasar keuangan yang tinggi selain ancaman gelombang kedua wabah. 

Dengan ditandatanganinya UU keamanan nasional tersebut, maka publik global terutama AS mempertanyakan status otonomi khusus Hong Kong yang selama ini dikenal menganut sistem satu negara dua sistem. Kondisi ini dikhawatirkan akan memicu AS untuk kembali reaktif dan tensi geopolitik antara keduanya menjadi semakin meningkat.

Namun dibalik tensi geopolitik yang meningkat, terselip kabar baik. Kenaikan harga minyak mentah lebih dari 2% pada Rabu malam seolah menjadi cerminan dari membaiknya fundamental sumber energi primer tersebut. 

Relaksasi lockdown di berbagai negara, hingga mobilitas yang mulai bangkit di kota-kota besar di dunia turut mendongkrak permintaan terhadap bahan bakar. Laporan terbaru EIA menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS pekan lalu turun 7,2 juta barel. Jauh lebih besar dari perkiraan pasar yang meramal turun 710 ribu barel. 

Di sisi lain upaya OPEC+ untuk menopang harga melalui pemangkasan output pun terlihat membuahkan hasil dan menjaga harga minyak tetap kokoh di kisaran US$ 40/barel. 

Reuters melaporkan 13 negara OPEC rata-rata memasok minyak sebanyak 22 juta barel per hari (bpd) pada Juni. Pemangkasan pasokan paling banyak dilakukan oleh Arab Saudi. 

Bulan lalu Arab Saudi memompa rata-rata 7,55 juta bpd minyak ke pasar. Volume ini 1 juta bpd lebih rendah dari kuota yang ditetapkan oleh OPEC+. Di sisi lain komitmen Iraq dan Nigeria yang naik menjadi masing-masing 62% dan 72% turut menjadi sentimen lain yang mendongkrak harga. Kenaikan harga minyak ini diharapkan mampu membawa menjadi angin segar bagi pasar hari ini.

Sentimen memang kembali campur aduk. Secara umum investor dan pelaku pasar perlu memperhatikan beberapa sentimen utama berikut :

1. Perkembangan positif kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer & BioNTech

2. Risalah the Fed terkait perlunya kebijakan yang sangat akomodatif di tengah ketidakpastian

3. Kerusuhan di Hong Kong yang berpotensi memicu tensi geopolitik AS-China meninggi

4. Kenaikan harga minyak mentah sebagai tanda membaiknya fundamental meski belum signifikan

(twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular