Newsletter

WHO Sarankan Lockdown Lagi vs Vaksin Pfizer, Mana Lebih Kuat?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
02 July 2020 06:05
Pemeriksaan Pasien Covid-19
Foto: Pemeriksaan Pasien Covid-19. (AP/Domenico Stinellis)

Apresiasi yang dicatatkan Wall Street dini hari tadi yang ditopang oleh rilis data ekonomi yang baik serta perkembangan positif terkait vaksin Covid-19 memang jadi sentimen positif untuk pasar keuangan hari ini. 

Namun investor juga perlu mencermati sejumlah sentimen lain seputar perkembangan terbaru pandemi Covid-19, kebijakan bank sentral, tanda-tanda pemulihan ekonomi hingga ancaman lain seperti potensi social unrest dan tensi geopolitik yang meningkat.  

Jumlah penderita Covid-19 di seluruh dunia pekan ini telah tembus lebih dari 10 juta orang. Lebih dari 500 ribu nyawa manusia terenggut akibat infeksi virus ganas yang awalnya merebak di Wuhan. 

AS yang menyandang predikat sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia kembali mencatatkan rekor tambahan kasus baru. Pada 1 Juli waktu setempat, AS melaporkan lebih dari 47 ribu kasus baru dan menjadi rekor tertinggi yang pernah tercatat sejak awal terjangkit wabah. 

Penasihat Kesehatan Gedung Putih Dr. Anthony Fauci mengatakan bahwa kasus di AS kini sudah tidak terkontrol lagi. Lebih lanjut Fauci mengatakan bahwa pertambahan jumlah kasus lebih dari 100 ribu per hari di AS sangat mungkin terjadi. 

Reuters melaporkan Texas, Arizona dan California menjadi episentrum baru penyebaran wabah. Peningkatan kasus yang signifikan ini membuat WHO menyarankan untuk menerapkan lockdown kembali bagi negara-negara dengan jumlah pertambahan kasus yang signifikan.

"Beberapa negara yang telah berhasil menekan transmisi yang sedang membuka kembali perekonomiannya, sekarang mungkin mengalami kemunduran dan mungkin harus menerapkan intervensi lagi, mungkin harus menerapkan apa yang disebut lockdown lagi," kata Dr. Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit baru dan zoonosi WHO, melansir CNBC International.

Lockdown sudah mulai dilakukan di Beijing dan Leicester. Jika lockdown yang masif kembali diterapkan, maka prospek ekonomi global akan semakin suram.

Pasar berpotensi kembali bergerak dengan risk off mode. Fenomena flight to cash mungkin akan lebih relevan untuk menggambarkan fenomena tersebut ketimbang flight to savety. Ini adalah risiko yang perlu dicermati secara seksama oleh investor dan pelaku pasar. 

Risiko ketidakpastian yang tinggi seputar kapan wabah akan berakhir serta ancaman gelombang kedua bagi negara-negara yang berhasil menekan penyebaran virus juga disorot oleh the Fed dalam minutes of meeting pertemuan FOMC 9-10 Juni lalu dini hari tadi.

Dalam rilisnya tersebut para pejabat the Fed melihat bahwa kebijakan moneter yang sangat akomodatif masih dibutuhkan untuk beberapa waktu ke depan. Kebijakan bank sentral Negeri Adidaya itu pada dasarnya sudah termasuk ultra akomodatif sejak pandemi merebak. 

Kebijakan ultra longgar tersebut dimulai dari pemangkasan suku bunga oleh the Fed secara agresif. Federal Fund Rates (FFR) sudah dibabat habis mendekati nol persen. The Fed juga kembali menerapkan program pembelian aset keuangan seperti obligasi pemerintah, efek beragun aset, hingga obligasi korporasi untuk mengontrol yield curve. 

The Fed bahkan sampai turun langsung untuk memberikan pinjaman ke sektor riil untuk membantu UMKM AS agar bisa bertahan dari gempuran pandemi. Manuver the Fed ini dan beberapa bank sentral lainnya terutama G4 (ECB, BoE dan BoJ) yang membuat sentimen di pasar keuangan membaik. 

Kemungkinan bank sentral yang masih akan menggelontorkan stimulus tentu menjadi sentimen positif untuk pasar. Namun hal yang perlu dicermati adalah bentuk manuver seperti apalagi yang akan diambil ketika the Fed sudah menjulurkan kedua tangganya untuk menjaga Wall Street dan Main Street dari kejatuhan.

Namun yang pasti, dalam risalah rapat the Fed itu disebutkan bahwa mayoritas anggota pengambil kebijakan the Fed (FOMC) mengatakan bahwa kebijakan yang diambil oleh komite harus dikomunikasikan dengan jelas terutama terkait kebijakan suku bunga hingga quantitative easing (QE).

(twg)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular