
WHO Sarankan Lockdown Lagi vs Vaksin Pfizer, Mana Lebih Kuat?

Memasuki kuartal ketiga tahun 2020, indeks saham utama Negeri Paman Sam ditutup dengan apresiasi setelah mendapat kabar positif dari perkembangan terbaru vaksin Covid-19 serta ditopang oleh data ekonomi AS yang bagus.
Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,5% dini hari tadi. Sementara indeks Nasdaq Composite yang konstituennya adalah perusahaan-perusahaan teknologi AS ditutup dengan apresiasi lebih tinggi hingga 0,95%. Namun kali ini Dow Jones Industrial Average (DJIA) harus tertinggal dengan koreksi 0,3%.
CNBC International melaporkan, kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh kerja sama perusahaan farmasi AS dan Jerman (Pfizer & BioNTech) menunjukkan hasil yang positif.
Kandidat vaksin tersebut dikabarkan mampu menghasilkan antibodi yang dapat menetralkan virus. Artinya antibodi tersebut berfungsi dengan baik untuk menonaktifkan sang virus. Jumlah antibodi yang dihasilkan oleh pasien uji coba lebih banyak 1,8 - 2,8 kali lipat dari mereka yang sudah sembuh.
Hasil studi tersebut dipublikasikan secara online. Meski belum mendapatkan review, kabar gembira ini telah membuat pasar menjadi sumringah.
"Kami didukung oleh data klinis BNT162b1, satu dari empat konstruk mRNA yang kami evaluasi secara klinis menunjukkan hasil yang positif, sebuah penemuan awal yang bagus,” kata Kathrin U. Jansen, kepala penelitian dan pengembangan vaksin di Pfizer.
Lebih lanjut perusahan tersebut juga mengatakan jika vaksin tersebut memperoleh izin dari otoritas kesehatan terkait (FDA), maka perusahaan akan membuat 100 juta dosis akhr tahun ini dan kemungkinan lebih dari 1,2 miliar dosis di akhir tahun 2021.
Kabar baik tersebut membuat harga saham Pfizer melonjak 4,6%. Sementara di saat yang sama harga saham BioNTech juga mengalami apresiasi sebesar 7%.
Apresiasi di pasar ekuitas AS juga didukung oleh rilis data ekonomi AS yang baik. ADP dan Moody's Analytic melaporkan penciptaan lapangan pekerjaan mencapai 2,37 juta pada Juni. Penciptaan lapangan kerja pada bulan Mei juga direvisi naik menjadi 3 juta.
Sementara itu, Institute for Supply Management (ISM) mengatakan aktivitas manufaktur AS tumbuh ke level tertinggi sejak April 2019, pulih dari kontraksi tajam pada Mei.
ISM mencatat angka PMI manufaktur AS bulan Juni berada di 52,6. Naik signifikan dibanding bulan Mei yang tercatat hanya 43,1. Artinya sektor manufaktur AS mengalami ekspansi pada bulan Juni.
"Ke depan, kita mungkin akan melihat peningkatan berkelanjutan pada bulan Juli," kata Thomas Simons, ekonom pasar uang di Jefferies, merespons rilisnya data manufaktur AS.
"Lonjakan baru-baru ini dalam kasus Covid di berbagai negara bagian di seluruh negara hanya baru-baru ini mengakibatkan mundurnya rencana pembukaan kembali, dan sebagian besar perubahan kebijakan tersebut telah berfokus pada pengaturan sosial daripada apa pun yang berkaitan dengan manufaktur." tambahnya.