Newsletter

Kepada Investor Yth, Mohon Kencangkan Sabuk Pengaman Anda...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 June 2020 05:59
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Ilustrasi Bursa Saham New York (AP Photo/Richard Drew)

Kabar buruk datang dari New York. Bursa saham AS ditutup melemah, dan koreksinya sangat dalam. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 2,72%, S&P 500 ambles 2,59%, dan Nasdaq Composite ambrol 2,19%.

Pelaku pasar kembali cemas dengan perkembangan penyebaran virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 24 Juni adalah 9.129.146 orang. Bertambah 135.212 orang dibandingkan hari sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada 23 Juni yang sebanyak 133.328 orang.

Kenaikan kasus corona membuat sejumlah negara kembali menerapkan karantina wilayah (lockdown) meski lingkupnya terbatas. Pemerintah Negara Bagian North Rhine-Westphalia (Jerman) kembali memberlakukan lockdown di dua distrik agar virus tidak menyebar lebih lanjut. Mini-lockdown ini rencananya berlaku hingga 30 Juni. 

Di dua distrik tersebut, seluruh bar, museum, bioskop dan pusat kebugaran harus ditutup lagi. Restoran masih bisa melayani pelanggan, tetapi tidak boleh makan-minum di tempat. Pertemuan di luar rumah hanya boleh dihadiri dua orang dan harus menjaga jarak.

Di Jerman, situasinya memang agak mengkhawatirkan. Tingkat reproduksi (Rt) virus corona di Jerman saat ini berada di 2,76. Artinya, satu orang pasien positif corona bisa menulari 2,76 orang lain atau 100 pasien menginfeksi 276 orang. Tingkat reproduksi ini harus bisa ditekan hingga di bawah 1.

Well, memang benar bahwa data ekonomi yang dirilis akhir-akhir ini cukup bagus. Namun kalau virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini masih bergentayangan, maka tetap akan menjadi beban bagi perekonomian. Aktivitas masyarakat akan tetap terbatas, sehingga kegiatan dunia usaha juga tidak bisa terlalu ekspansif.

"Kami memang melihat ada tanda-tanda pemulihan, tetapi prosesnya bertahap. Butuh waktu untuk menciptakan pemulihan ekonomi dan kesehatan yang berkelanjutan sehingga keyakinan publik benar-benar membaik.

"Membuka kembali aktivitas masyarakat memang akan memperbaiki indikator dalam jangka pendek. Namun karena kontraksi yang terjadi sudah begitu dalam dan aktivitas masyarakat tetap tidak bisa seperti masa pra-pandemi dalam waktu yang cukup lama, maka pemulihan cepat sepertinya sulit terjadi," papar Philip Lane, Kepala Ekonom Bank Sentral Uni Eropa (ECB), seperti dikutip dari Reuters.

Ditambah lagi ada kabar bahwa AS berencana mengenakan bea masuk untuk importasi produk-produk asal Inggris, Prancis, Spanyol, dan Jerman dengan nilai total US$ 3,1 miliar. Produk-produk yang bakal kena bea masuk adalah minyak zaitun, kopi, coklat, truk, dan lain-lain.

Tidak main-main, tarif bea masuk yang dikenakan bisa sampai 100%. Kantor Perwakilan Dagang AS akan mulai meminta masukan publik pada 26 Juli.

"Dengan peningkatan jumlah kasus Covid-19 dan apa yang kemungkinan terjadi di AS, pemberitaan yang beredar tidak akan banyak membantu pasar," ujar Stephen Innes, Chief Global Market Strategist AxiCorp, seperti diwartakan Reuters.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular