
RI Kasus Covid-19 Terbanyak di ASEAN, Lalu Bagaimana?

Sampai dengan Kamis, jumlah saudara kita yang terinfeksi virus Corona (strain terbaru) telah mencapai 42.762 orang, atau bertambah 1.331 orang hanya dalam sehari. Bursa saham pun terpelanting.
Bagaimana tidak? Beberapa kota telah berencana menormalkan kembali perekonomian, seperti Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta yang memberlakukan masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan menargetkan mulai beraktivitas normal bulan depan.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebutkan Jawa Timur (Jatim) masih menjadi provinsi dengan penambahan pasien Covid-19 tertinggi secara nasional. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan, penambahan pasien di Jatim tercatat 384 orang sehingga totalnya 8.917 orang.
Penambahan terbanyak kedua di DKI Jakarta sebanyak 173 orang sehingga totalnya 9.516 orang. Bahkan, jumlah total kasus di Jawa Timur hampir menyamai DKI Jakarta yang saat ini menjadi episentrum Covid-19 di Indonesia. "Data ini merupakan gambaran yang masih kita yakini penularan kasus masih terjadi," kata Yurianto, Kamis (18/06/2020).
Jika penyebaran terus terjadi sementara aktivitas perekonomian dijalankan secara normal, maka kekhawatiran terjadinya gelombang kedua penularan virus pun muncul kembali. Belajar dari sejarah, pandemi Flu Spanyol pada 1918 justru memicu kematian yang terbesar pada gelombang kedua yakni pada Oktober-Desember 1918.
Di tengah situasi demikian, maka pelaku pasar hanya berharap pandemi ini akan tertangani (dan tak lagi memukul perekonomian) dengan adanya vaksin serta terapi yang efektif. Apalagi, penelitian terbaru dalam jurnal Nature Medicine menyebutkan bahwa antibodi manusia hanya bisa bertahan 2-3 bulan untuk secara alami melawan Covid-19.
Pasar bakal menunggu terobosan terbaru pemerintah untuk mencegah kemerosotan ekonomi dari kebijakan penanganan pandemi. Akankah Dexamethasone, obat yang menurut studi Universitas Oxford efektif menekan kematian pasien kritis hingga 30% itu, diborong? Atau bernasib sama seperti klorokuin yang terbukti tak efektif melawan Covid-19?
Lalu apakah Lembaga Eijkman yang tengah meneliti dan mendesain vaksin anti-corona menunjukkan perkembangan berarti? Pertanyaan tersebut bakal menghantui benak pemodal, sementara mereka menanti perkembangan positif dari bursa global untuk kembali mengambil posisi 'beli'.
(ags)