Newsletter

Rupiah di Bawah 14.000/US$ & IHSG ke 5.000 Lagi Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 June 2020 06:11
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)
Bursa saham AS (Wall Street) senasib dengan IHSG, menguat di awal perdagangan tapi harus berakhir di zona merah pada perdagangan Kamis. Aksi profit taking juga menerpa bursa dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia ini.

Indeks S&P 500 melemah 0,3% ke 3.112,35, dan Nasdaq turun 0,7% ke 9.615,81. Keduanya mengakhiri penguatan dalam 4 hari beruntun. Sementara indeks Dow Jones mencatat penguatan tipis 0,05% ke 26.281,82.

Sejak menyentuh level terendah tahun ini pada 23 Maret lalu, Wall Street sudah meroket lagi, sehingga wajar diterpa aksi profit taking. Sejak saat itu hingga kemarin, indeks S&P 500 melesat lebih dari 42% dan Dow Jones lebih dari 43%. Sementara Nasdaq yang menyentuh level terendah tahun ini pada akhir Maret sudah melesat lebih dari 46%.



Indeks Nasdaq 100, indeks 100 perusahaan non-finansial terbesar di Nasdaq, kemarin sempat melesat hingga menyentuh rekor tertinggi intraday, sebelum akhirnya berbalik melemah 0,8%. Pergerakan tersebut menjadi indikasi aksi profit taking di akhir perdagangan.

Saham Amazon, PepsiCo, Costo dan PayPal menjadi penopang Nasdaq 100 mencapai rekor tertinggi intraday. Sejak 23 Maret, saham Amazon sudah menguat nyaris 30%, PepsiCo 24%, Costo 8%, dan PayPal meroket lebih dari 81%.



Data klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis kemarin cukup membebani sentimen pelaku pasar. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu bertambah sebanyak 1,877 juta, lebih tinggi dari estimasi Dow Jones sebesar 1,775 juta klaim.

Data yang lebih tinggi dari estimasi tersebut tentunya membuat pelaku pasar lebih berhati-hati dalam melihat dampak Covid-19 ke pasar tenaga kerja AS. Padahal pada hari Rabu, Automatic Data Processing Inc. (ADP) melaporkan sektor swasta AS mengurangi 2,76 juta tenaga kerja sepanjang bulan Juni. Pengurangan karyawan tersebut jauh lebih baik dari prediksi para ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 8,75 juta.

Laporan ADP menunjukkan dampak Covid-19 ke pasar tenaga kerja di bulan Mei tidak separah perkiraan pelaku pasar, dan menjadi salah satu penopang penguatan Wall Street di hari Rabu.

Data ADP dan klaim tunjangan pengangguran tersebut menjadi salah satu acuan memprediksi data tenaga kerja AS versi pemerintah yang akan dirilis malam nanti. Data tenaga kerja merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian, sehingga sebelum rilis tersebut pelaku pasar sedikit berhati-hati, dan aksi profit taking terjadi di Wall Street.

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular