
Vaksin Corona Ditemukan, Pasar Keuangan Bakal Bergairah

Sentimen kelima, investor patut mencermati perkembangan dari Wall Street yang positif. Semoga optimisme tersebut dapat memengaruhi bursa saham global dan Asia termasuk Indonesia.
Kabar perusahaan bioteknologi Moderna (MRNA) yang melaporkan hasil fase "positif" untuk vaksin virus corona yang potensial, membawa angin segar untuk bursa saham global berakselarasi.
Perusahaan Bioteknologi Moderna tersebut memberikan pernyataan melegakan banyak umat manusia.
Moderna, menyatakan hasil uji klinis pertama vaksin cukup positif. Pasalnya, imun atau antibodi dari 8 orang yang diujicobakan mampu menghasilkan antibodi Covid-19.
Antibodi tersebut sama dengan para 'survivor' yang pernah tertular Covid-19. Demikian dilaporkan Breaking News AFP, Senin (18/5/2020).
Moderna memang memfinalisasi vaksin bernama mRNA. Dan hasil uji coba fase 1 dinyatakan selesai serta uji coba fase 2 akan dimulai segera.
Perusahaan memulai percobaan manusia fase 1 pertama pada Maret dengan 45 sukarelawan, dan telah disetujui untuk segera memulai fase 2, yang akan melakukan pengujian kepada 600 orang pada akhir Mei atau Juni. Jika semuanya berjalan dengan baik, vaksinnya dapat diproduksi pada awal Juli mendatang.
Kabar menggemberikan obat atau vaksin virus corona tersebut menghidupkan kembali harapan yang pernah muncul sebelumnya dari perusahaan farmasi AS Gilead Sciences, sehingga pasar keuangan global mampu berkinerja secara impresif.
Sentimen keenam yaitu Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan ekonomi AS dapat membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk pulih dari kejutan yang disebabkan oleh virus corona. "Perekonomian akan pulih. Mungkin perlu beberapa saat .... Itu bisa merentang hingga akhir tahun depan. Kami benar-benar tidak tahu," kata Powell dalam program CBS News "60 Minutes".
Powell memperingatkan bahwa akan sulit bagi publik untuk menjadi "sangat percaya diri" sampai ada vaksin untuk virus corona benar-benar selesai, dikutip dari Dow Jones Newswires.
Ada tanda-tanda kontraksi ekonomi yang disebabkan oleh pandemi telah memuncak dan pemulihan sementara mungkin sedang berlangsung. Data resmi mungkin tidak menunjukkan banyak, jika ada pemulihan, pada bulan Mei dari April, tetapi kenaikan pada bulan Juni cukup masuk akal. Jika pertumbuhan itu berkelanjutan, kontraksi ekonomi ini dapat terus mencatat sebagai yang terdalam sejak 1930-an.
Sementara ekonomi Jepang jatuh ke dalam resesi pada kuartal pertama 2020. Ekonomi terbesar ketiga di dunia itu menyusut 3,4% secara tahunan pada periode Januari-Maret, didorong oleh efek awal pandemi virus corona. Itu mengikuti kontraksi 7,3% pada kuartal sebelumnya yang dipicu oleh kenaikan pajak penjualan nasional.
"Situasi menjadi lebih parah pada bulan April dan Mei setelah keadaan darurat dikeluarkan," kata Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura, Senin (18/5/2020). Ekonom memperkirakan kontraksi pada laju tahunan sebesar 20% atau lebih pada kuartal saat ini, Megumi Fujikawa melaporkan.
Suramnya pertumbuhan ekonomi dunia hingga masuk ke dalam jurang resesi, berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga sedang mengalami masa-masa sulit, yang berujung pada kinerja pasar keuangan Tanah Air untuk terpukul lebih dalam. (har)