
Polling CNBC Indonesia
Konsensus: BI Diramal Turunkan Bunga Acuan ke 4,25%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 May 2020 06:59

Kedua, sejauh ini nilai tukar rupiah masih stabil bahkan cenderung menguat. Dalam sebulan terakhir, rupiah menguat 4,63% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan kalau dihitung sejak awal April, penguatan rupiah mencapai 9,02%.
Perry memperkirakan rupiah bergerak menuju ke Rp 15.000/US$ pada akhir tahun. Itu sudah terlampaui, pada akhir pekan lalu rupiah menutup perdagangan pasar spot di Rp 14.890/US$.
"Penguatan rupiah terjadi saat arus modal asing baik di pasar saham maupun obligasi mencatatkan jual bersih. Lonjakan cadangan devisa, meningkat US$ 6,9 miliar pada bulan lalu, menyiratkan bahwa rupiah bisa saja lebih kuat kalau BI menghendaki," lanjut Satria.
Oleh karena itu, setidaknya dalam waktu dekat, BI tidak perlu risau dengan stabilitas nilai tukar rupiah. Ini membuka ruang untuk penurunan suku bunga acuan.
Ketiga, tekanan inflasi sejauh ini sangat minim. Bahkan BI memperkirakan akan terjadi deflasi -0,04% pada Mei.
Menurunkan suku bunga acuan, yang dampaknya bisa menambah pasokan uang di sistem perekonomian, sepertinya tidak akan berdampak besar terhadap inflasi. Selama permintaan masih rendah karena masyarakat #dirumahaja, BI tidak perlu khawatir penambahan jumlah uang beredar bisa memicu dampak inflatoir.
Berbagai kartu sudah ada di meja. Baik yang memperkirakan suku bunga dipertahankan atau diturunkan punya alasan yang sama-sama kuat.
Sekarang tinggal bagaimana Gubernur Perry dan kolega yang memutuskan. Mau ambil kartu yang mana, Pak Gubernur?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Perry memperkirakan rupiah bergerak menuju ke Rp 15.000/US$ pada akhir tahun. Itu sudah terlampaui, pada akhir pekan lalu rupiah menutup perdagangan pasar spot di Rp 14.890/US$.
"Penguatan rupiah terjadi saat arus modal asing baik di pasar saham maupun obligasi mencatatkan jual bersih. Lonjakan cadangan devisa, meningkat US$ 6,9 miliar pada bulan lalu, menyiratkan bahwa rupiah bisa saja lebih kuat kalau BI menghendaki," lanjut Satria.
Oleh karena itu, setidaknya dalam waktu dekat, BI tidak perlu risau dengan stabilitas nilai tukar rupiah. Ini membuka ruang untuk penurunan suku bunga acuan.
Ketiga, tekanan inflasi sejauh ini sangat minim. Bahkan BI memperkirakan akan terjadi deflasi -0,04% pada Mei.
Menurunkan suku bunga acuan, yang dampaknya bisa menambah pasokan uang di sistem perekonomian, sepertinya tidak akan berdampak besar terhadap inflasi. Selama permintaan masih rendah karena masyarakat #dirumahaja, BI tidak perlu khawatir penambahan jumlah uang beredar bisa memicu dampak inflatoir.
Berbagai kartu sudah ada di meja. Baik yang memperkirakan suku bunga dipertahankan atau diturunkan punya alasan yang sama-sama kuat.
Sekarang tinggal bagaimana Gubernur Perry dan kolega yang memutuskan. Mau ambil kartu yang mana, Pak Gubernur?
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular