Newsletter

Obat Corona Gilead Sukses Diuji, Pasar Keuangan Siap Menguat!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 April 2020 06:48
IHSG Bursa Efek Indonesia.
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Penguatan tajam Wall Street, sebagai kiblat bursa saham dunia, tentunya mengirim hawa positif ke Asia hari ini, Kamis (30/4/2020). Apalagi penguatan tersebut ditopang tingginya harapan obat remdesivir dari Gilead.

Presiden AS, Donald Trump, pada Rabu waktu setempat mengatakan ia ingin Food and Drug Administration (FDA) bergerak secepat yang mereka bisa untuk menyetujui remdesivir Gilead digunakan sebagai pengobatan virus corona.

"Kami ingin melihat persetujuan yang cepat, khususnya dengan obat yang mampu mengobati Covid-19" kata Trump di Gedung Putih.

FDA sebelumnya juga sudah mengatakan sedang melakukan diskusi dengan Gilead untuk membuat remdesivir tersedia bagi pasien "secepat mungkin, dan setepat mungkin".

Analis kebijakan kesehatan di Raymond James, Chris Meekins, mengatakan ia berharap melihat otorisasi penggunaan darurat remdesivir Gilead. Ini akan memungkinkan obat tersebut digunakan tanpa melalui uji klinis. Biasanya pemerintah akan membantu pembuatan obat yang sudah diotorirasi jika diperlukan.

"Saya akan mengantisipasi hal itu akan dilakukan cukup cepat setelah Dr. Fauci menyerukan hal tersebut. Dan bagian kedua adalah terus melakukan uji klinis dan memperoleh lebih banyak data. Pemerintah akan melihat seberapa banyak pasokan obat yang dimiliki Gilead dan apakah ada sumber daya yang pemerintah bisa gunakan untuk membantu produksi remdesivir" kata Meekins sebagaimana dilansir CNBC International.



Sentimen positif lainnya datang dari The Fed yang berjanji mempertahankan suku bunga acuannya dekat 0% selama diperlukan. Setelah merampungkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama 2 hari, The Fed menyatakan suku bunga akan tetap 0-0,25% selama diperlukan untuk mencapai full employment dan inflasi kembali ke target 2%.

"Kami tidak akan terburu-buru untuk normalisasi suku bunga dan kebijakan moneter lainnya. Kami akan menunggu sampai kami yakin perekonomian berada di jalur pemulihan yang benar" kata Ketua The Fed, Jerome Powell.

The Fed selain membabat habis suku bunya menjadi 0-0,25% di bulan Maret lalu, juga menggelontorkan stimulus senilai US$ 2,3 triliun, termasuk di dalamnya program pinjaman yang disebut Main Street senilai US$ 600 miliar untuk perusahaan dengan karyawan mencapai 10.000 orang atau maksimal penjualan 2,5 miliar di tahun 2019.

The Fed dikabarkan sudah menghubungi bank investasi dan bank umum untuk memperoleh feedback agar bias memperoleh formula yang tepat sebelum diluncurkan secara resminya. CNBC International mengutip dari sumber yang tidak ingin disebutkan namanya melaporkan program tersebut akan diluncurkan dalam beberapa pekan ke depan.

(pap/sef)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular