
Newsletter
Trump Keluarkan 'Amunisi' Lawan COVID-19, IHSG Bisa Rebound?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 March 2020 06:09

Sentimen ketiga yang patut dipantau oleh investor adalah respons pemerintah global terhadap wabah yang dikenal tak pandang bulu ini. Respons yang dimaksud tentu respons yang berkaitan dengan sistem kesehatan, fiskal maupun moneter.
Dari sistem kesehatan, berbagai upaya sudah mulai dilakukan mulai dari yang sederhana seperti social distancing hingga lockdown.
Sementara dari segi moneter, bank-bank sentral di dunia sudah melakukan pemangkasan suku bunga acuannya (The Fed, Bank of England, Reserves Bank of Australia hingga Bank Indonesia). Tak hanya itu The Fed dan Bank of Japan (BoJ) juga memulai kembali program pembelian aset-aset keuangan guna memompa likuiditas.
Sementara dari segi fiskal sendiri AS sudah berencana meggelontorkan stimulus fiskal hingga lebih dari US$ 1 triliun untuk meredam dampak COVID-19 terhadap ekonomi AS. stimulus fiskal juga sudah dipersiapkan berbagai negara di dunia. Paket stimulus jumbo yang diberikan Trump memang menjadi faktor yang turut menenangkan pasar.
Sumber : Brown County Democrat, Financial Times, Guardian, Straits Times, CNBC Indonesia Research
Sentimen keempat datang dari pengembangan vaksin untuk melawan COVID-19. Kemarin, empat orang sukarelawan dites untuk uji coba vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh National Institute of Health dan Moderna Therapeutics.
Sejak wabah ini merebak, penelitian dan pengembangan vaksin dilakukan di berbagai negara. Semua berpacu dengan waktu dan berlomba-lomba untuk menemukan ramuan mujarab yang bakal memusnahkan si virus.
Untuk vaksin bisa dikembangkan, waktu yang dibutuhkan tidaklah singkat mengingat persiapan serta uji coba yang dilakukan membutuhkan waktu bulanan bahkan sampai hitungan tahun.
Seorang ahli kesehatan mengatakan, butuh waktu berbulan-bulan untuk mengetahui apakah vaksin ini dapat bekerja atau tidak. Menurut WHO, untuk bisa mengembangkan vaksin COVID-19, butuh waktu setidaknya paling cepat 18 bulan dan itu pun jauh lebih cepat dari rata-rata pengembangan vaksin umum yang butuh waktu 2-5 tahun.
Pengembangan virus anti-COVID-19 memang terus digenjot dan dipercepat, tetapi pada akhirnya belum tentu bisa mengimbangi laju infeksi COVID-19 yang sangat cepat. Bagaimanapun juga pengembangan vaksin yang terbilang berprogress dengan cepat ini menjadi sentimen positif untuk pasar.
Sentimen memang lagi mixed sekarang. Namun jika melihat bursa saham Asia yang sudah lama terkapar, maka kejutan dari Trump berpotensi membawa naik indeks harga saham di bursa kawasan Benua Kuning, termasuk IHSG. Namun jika jumlah kasus infeksi COVID-19 di luar China dan terutama di Indonesia terus bertambah dengan signifikan, maka ruang koreksi menjadi terbuka lebar lagi. (twg)
Dari sistem kesehatan, berbagai upaya sudah mulai dilakukan mulai dari yang sederhana seperti social distancing hingga lockdown.
Sementara dari segi moneter, bank-bank sentral di dunia sudah melakukan pemangkasan suku bunga acuannya (The Fed, Bank of England, Reserves Bank of Australia hingga Bank Indonesia). Tak hanya itu The Fed dan Bank of Japan (BoJ) juga memulai kembali program pembelian aset-aset keuangan guna memompa likuiditas.
Sementara dari segi fiskal sendiri AS sudah berencana meggelontorkan stimulus fiskal hingga lebih dari US$ 1 triliun untuk meredam dampak COVID-19 terhadap ekonomi AS. stimulus fiskal juga sudah dipersiapkan berbagai negara di dunia. Paket stimulus jumbo yang diberikan Trump memang menjadi faktor yang turut menenangkan pasar.
Negara | Fiskal | Moneter |
Australia | Rencana paket stimulus ekonomi senilai US$ 17,6 miliar (bantuan tunai US$ 750 untuk ~6 juta warga Australia berpenghasilan rendah, US$ 6,7 miliar untuk gaji pegawai, US$ 4 miliar untuk insentif investasi, US$ 1,2 miliar untuk program magang & US$ 1 miliar untuk sektor pariwisata | Reserves Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga acuan 25 bps ke level terendah 0,5% |
Jepang | Jepang sedang mempersiapkan paket stimulus ekonomi sebesar US$189 miliar untuk diberikan pada rumah tangga serta memberikan subsidi untuk perusahaan di sektor pariwisata yang terdampak COVID-19 | Bank of Japan (BoJ) bersiap untuk membeli US$ 1,88 miliar surat utang pemerintah bertenor 10 tahun dan akan menyuntikkan likuiditas ke pasar senilai JPY 1,5 triliun |
Inggris | Sedang mempersiapkan paket stimulus ekonomi senilai GBP 30 miliar (US$ 39 miliar) dengan alokasi sebesar GBP 7 miliar untuk warga dan sektor bisnis, GBP 5 miliar untuk sektor kesehatan publik dan sisanya dialokasikan untuk pengeluaran pemerintah tahun ini | Bank of England (BoE) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps ke level 0,25% |
Amerika Serikat | Rencana paket stimulus US$ 1 triliun termasuk untuk bantuan tunai bagi warga AS demi menjaga daya beli dan meredam dampak COVID-19 pada ekonomi AS | The Federal Reserves memangkas Federal Fund Rates (FFR) 50 bps ke rentang 1-1,25% |
Indonesia | Pemerintah menggelontorkan stimulus fiskal sebesar Rp 10 triliun (US$ 718 juta) untuk sektor-setor yang terdampak wabah COVID-19. Selain itu pemerintah juga melakukan relaksasi pada Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, PPh Pasal 22 Impor, PPh Pasal 25 dan restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN). | Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR) 25 bps ke level 4,75% dan menurunkan GWM rupiah sebesar 50 bps dan GWM valas menjadi 4% dari DPK untuk bank yang beriorientasi kegiatan ekspor impor |
Sentimen keempat datang dari pengembangan vaksin untuk melawan COVID-19. Kemarin, empat orang sukarelawan dites untuk uji coba vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh National Institute of Health dan Moderna Therapeutics.
Sejak wabah ini merebak, penelitian dan pengembangan vaksin dilakukan di berbagai negara. Semua berpacu dengan waktu dan berlomba-lomba untuk menemukan ramuan mujarab yang bakal memusnahkan si virus.
Untuk vaksin bisa dikembangkan, waktu yang dibutuhkan tidaklah singkat mengingat persiapan serta uji coba yang dilakukan membutuhkan waktu bulanan bahkan sampai hitungan tahun.
Seorang ahli kesehatan mengatakan, butuh waktu berbulan-bulan untuk mengetahui apakah vaksin ini dapat bekerja atau tidak. Menurut WHO, untuk bisa mengembangkan vaksin COVID-19, butuh waktu setidaknya paling cepat 18 bulan dan itu pun jauh lebih cepat dari rata-rata pengembangan vaksin umum yang butuh waktu 2-5 tahun.
Pengembangan virus anti-COVID-19 memang terus digenjot dan dipercepat, tetapi pada akhirnya belum tentu bisa mengimbangi laju infeksi COVID-19 yang sangat cepat. Bagaimanapun juga pengembangan vaksin yang terbilang berprogress dengan cepat ini menjadi sentimen positif untuk pasar.
Sentimen memang lagi mixed sekarang. Namun jika melihat bursa saham Asia yang sudah lama terkapar, maka kejutan dari Trump berpotensi membawa naik indeks harga saham di bursa kawasan Benua Kuning, termasuk IHSG. Namun jika jumlah kasus infeksi COVID-19 di luar China dan terutama di Indonesia terus bertambah dengan signifikan, maka ruang koreksi menjadi terbuka lebar lagi. (twg)
Next Page
Simak Data dan Agenda Berikut
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular