
Newsletter
The Fed dengan Bazooka-nya vs COVID-19, Siapa Menang ?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 March 2020 06:09

Terlepas dari apakah ekonomi AS sudah masuk resesi atau belum, yang pasti ekonomi AS dan global sedang menderita akibat COVID-19 dan hari ini jadi hari pertama perdagangan pekan ini. Untuk itu investor perlu mencermati berbagai sentimen yang tentunya masih terkait dengan wabah COVID-19 dan tetek bengeknya.
Sentimen pertama yang perlu dicermati untuk perdagangan hari ini adalah, kinerja pasar saham global pekan lalu. Setelah resmi dinyatakan sebagai pandemi, wabah COVID-19 sukses membuat bursa saham global dari ujung barat hingga ujung timur kompak kebakaran.
Beberapa bursa saham terutama di kawasan Eropa memang terkoreksi parah. Ada yang lebih dari 20% dalam seminggu. Sementara itu, performa bursa saham Benua Kuning minggu lalu juga anjlok tetapi tak separah bursa saham kawasan Benua Biru
Rebound setelah koreksi yang dalam bisa saja terjadi. Namun kemungkinan hal ini terjadi secara temporer saja mengingat COVID-19 masih belum benar-benar bisa dijinakkan di banyak negara.
Untuk itu investor juga perlu terus memantau perkembangan kasus COVID-19 baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Sebenarnya kasus infeksi COVID-19 di China sudah mulai menurun.
Namun lonjakan kasus COVID-19 justru terjadi di luar China dengan Italia (>21.000 kasus) dan Iran (>13.000 kasus) memimpin dengan jumlah kasus terbanyak. Italia bahkan sudah memberlakukan lockdown satu negara sejak pekan lalu. Kini jumlah kasus di luar China hampir menyamai jumlah kasus di China.
Beralih ke dalam negeri, Indonesia juga sudah kebobolan COVID-19. Sejak kasus pertama diumumkan awal Maret, hingga kemarin jumlah infeksi COVID-19 di tanah air sudah mencapai 117 orang. Lima orang dinyatakan meninggal dan delapan orang sembuh.
COVID-19 memang tak pandang bulu dalam menyerang. Salah satu anggota kabinet yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dikabarkan positif terinfeksi COVID-19. Hal ini disampaikan langsung oleh pemerintah pada Sabtu (14/3/2020).
Merespons hal ini Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada bukannya malah panik. Jokowi juga menyampaikan bahwa ini saatnya untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah.
Dengan semakin banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia. Mulai banyak pemerintah daerah yang meliburkan kegiatan belajar mengajar seperti DKI Jakarta dan Surakarta. Beberapa perusahaan juga mengambil kebijakan dengan memberlakukan kerja remote (work from home) untuk mencegah terjadinya transmisi yang tentunya tak diinginkan.
Dalam dua minggu jumlah kasus sudah melebihi angka 100. Artinya per hari setidaknya ada 8 kasus baru dilaporkan. Jumlah kasus infeksi masih berpeluang untuk bertambah. Jika setiap hari jumlah kasus bertambah secara drastis, tentu ini bukan kabar baik untuk kesehatan kita, pasar dan perekonomian dalam negeri. (twg/twg)
Sentimen pertama yang perlu dicermati untuk perdagangan hari ini adalah, kinerja pasar saham global pekan lalu. Setelah resmi dinyatakan sebagai pandemi, wabah COVID-19 sukses membuat bursa saham global dari ujung barat hingga ujung timur kompak kebakaran.
Beberapa bursa saham terutama di kawasan Eropa memang terkoreksi parah. Ada yang lebih dari 20% dalam seminggu. Sementara itu, performa bursa saham Benua Kuning minggu lalu juga anjlok tetapi tak separah bursa saham kawasan Benua Biru
Rebound setelah koreksi yang dalam bisa saja terjadi. Namun kemungkinan hal ini terjadi secara temporer saja mengingat COVID-19 masih belum benar-benar bisa dijinakkan di banyak negara.
Untuk itu investor juga perlu terus memantau perkembangan kasus COVID-19 baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Sebenarnya kasus infeksi COVID-19 di China sudah mulai menurun.
Namun lonjakan kasus COVID-19 justru terjadi di luar China dengan Italia (>21.000 kasus) dan Iran (>13.000 kasus) memimpin dengan jumlah kasus terbanyak. Italia bahkan sudah memberlakukan lockdown satu negara sejak pekan lalu. Kini jumlah kasus di luar China hampir menyamai jumlah kasus di China.
Beralih ke dalam negeri, Indonesia juga sudah kebobolan COVID-19. Sejak kasus pertama diumumkan awal Maret, hingga kemarin jumlah infeksi COVID-19 di tanah air sudah mencapai 117 orang. Lima orang dinyatakan meninggal dan delapan orang sembuh.
COVID-19 memang tak pandang bulu dalam menyerang. Salah satu anggota kabinet yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dikabarkan positif terinfeksi COVID-19. Hal ini disampaikan langsung oleh pemerintah pada Sabtu (14/3/2020).
Merespons hal ini Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada bukannya malah panik. Jokowi juga menyampaikan bahwa ini saatnya untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah.
Dengan semakin banyaknya kasus yang terjadi di Indonesia. Mulai banyak pemerintah daerah yang meliburkan kegiatan belajar mengajar seperti DKI Jakarta dan Surakarta. Beberapa perusahaan juga mengambil kebijakan dengan memberlakukan kerja remote (work from home) untuk mencegah terjadinya transmisi yang tentunya tak diinginkan.
Dalam dua minggu jumlah kasus sudah melebihi angka 100. Artinya per hari setidaknya ada 8 kasus baru dilaporkan. Jumlah kasus infeksi masih berpeluang untuk bertambah. Jika setiap hari jumlah kasus bertambah secara drastis, tentu ini bukan kabar baik untuk kesehatan kita, pasar dan perekonomian dalam negeri. (twg/twg)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular