
Newsletter
Mayday, Mayday! Wall Street Karam, Ambles 7%...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 March 2020 06:03

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street yang sangat memprihatinkan. Melihat Wall Street yang terkoreksi dalam, bisa-bisa investor di pasar keuangan Asia kalah sebelum bertanding.
Sentimen kedua adalah masih seputar penyebaran virus corona. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan ancaman pandemi virus corona adalah sesuatu yang sangat nyata.
"Sekarang dengan semakin banyaknya negara yang terjangkit virus ini, maka ancaman pandemi menjadi sangat nyata. Namun ini adalah pandemi yang bisa dikendalikan. Intinya adalah, kita tidak akan kalah," tegasnya, seperti diwartakan Reuters.
Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa penyebaran virus corona membuat risiko resesi menjadi semakin tinggi. Hal ini tergambar dari riset Moody's Analytics.
"Risiko ekonomi global meningkat seiring dengan jumlah negara dan penderita virus corona yang terus bertambah. Sentimen yang ada saat ini sangat rentan, baik bagi dunia usaha maupun konsumen.
"Ekonomi global sebelumnya masih lemah, belum tumbuh sesuai potensinya, membuat COVID-19 menjadi pukulan keras. Rumah tangga sudah merasakan dampaknya, panic buying membuat daya beli malah menurun," papar riset Moody's Analytics.
Di Indonesia, sayangnya, perkembangan terbaru tidak membantu. Pemerintah mengumumkan saat ini sudah ada 19 orang yang positif mengidap virus corona. Jumlah penderita corona di Ibu Pertiwi bertambah dengan cepat.
Oleh karena itu, sepertinya kepanikan investor akibat virus corona masih akan menghantui IHSG, rupiah, dan pasar SBN. Semoga tidak terjadi, tetapi pelemahan lebih dalam adalah risiko yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sentimen kedua adalah masih seputar penyebaran virus corona. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan ancaman pandemi virus corona adalah sesuatu yang sangat nyata.
"Sekarang dengan semakin banyaknya negara yang terjangkit virus ini, maka ancaman pandemi menjadi sangat nyata. Namun ini adalah pandemi yang bisa dikendalikan. Intinya adalah, kita tidak akan kalah," tegasnya, seperti diwartakan Reuters.
Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa penyebaran virus corona membuat risiko resesi menjadi semakin tinggi. Hal ini tergambar dari riset Moody's Analytics.
"Risiko ekonomi global meningkat seiring dengan jumlah negara dan penderita virus corona yang terus bertambah. Sentimen yang ada saat ini sangat rentan, baik bagi dunia usaha maupun konsumen.
"Ekonomi global sebelumnya masih lemah, belum tumbuh sesuai potensinya, membuat COVID-19 menjadi pukulan keras. Rumah tangga sudah merasakan dampaknya, panic buying membuat daya beli malah menurun," papar riset Moody's Analytics.
Di Indonesia, sayangnya, perkembangan terbaru tidak membantu. Pemerintah mengumumkan saat ini sudah ada 19 orang yang positif mengidap virus corona. Jumlah penderita corona di Ibu Pertiwi bertambah dengan cepat.
Oleh karena itu, sepertinya kepanikan investor akibat virus corona masih akan menghantui IHSG, rupiah, dan pasar SBN. Semoga tidak terjadi, tetapi pelemahan lebih dalam adalah risiko yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
(aji/sef)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular