
Update Polling CNBC Indonesia
Neraca Perdagangan Januari Diramal Tekor US$ 152 Juta
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 February 2020 09:46

Negeri Tirai Bambu memang telah mencapai damai dagang Fase I dengan Amerika Serikat (AS). Namun tahun ini ada risiko besar bernama penyebaran (outbreak) virus Corona.
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pukul 09:23 WIB, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 64.422. Dari jumlah tersebut 63.841 terjadi di China. Sementara korban jiwa tercatat sebanyak 1.491 orang. Hanya tiga orang yang berasal dari luar China.
Aktivitas masyarakat yang terganggu akibat penyebaran virus Corona membuat perekonomian China hampir pasti melambat. Reuters melakukan jajak pendapat terhadap 40 ekonom yang hasilnya pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%.
Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.
"Kami tidak memperkirakan ada pemulihan yang cepat, meski penyebaran virus berkurang bahkan hilang. Setelah serangan Corona, mungkin ekonomi China butuh waktu sekitar empat kuartal untuk bangkit," kata Iris Pang, Ekonom ING, seperti diwartakan Reuters.
Perlambatan ekonomi di China berarti ada penurunan permintaan barang-barang dari negara lain, termasuk Indonesia. Padahal China adalah negara tujuan ekspor utama Tanah Air.
Jadi walau AS-China sudah menyelesaikan perang dagang, ada risiko baru yang bisa membuat ekspor Indonesia tetap lesu. Apabila sentimen virus Corona bertahan lama, maka sepertinya ekspor masih sulit diharapkan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pukul 09:23 WIB, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 64.422. Dari jumlah tersebut 63.841 terjadi di China. Sementara korban jiwa tercatat sebanyak 1.491 orang. Hanya tiga orang yang berasal dari luar China.
Aktivitas masyarakat yang terganggu akibat penyebaran virus Corona membuat perekonomian China hampir pasti melambat. Reuters melakukan jajak pendapat terhadap 40 ekonom yang hasilnya pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%.
Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.
"Kami tidak memperkirakan ada pemulihan yang cepat, meski penyebaran virus berkurang bahkan hilang. Setelah serangan Corona, mungkin ekonomi China butuh waktu sekitar empat kuartal untuk bangkit," kata Iris Pang, Ekonom ING, seperti diwartakan Reuters.
Perlambatan ekonomi di China berarti ada penurunan permintaan barang-barang dari negara lain, termasuk Indonesia. Padahal China adalah negara tujuan ekspor utama Tanah Air.
![]() |
Jadi walau AS-China sudah menyelesaikan perang dagang, ada risiko baru yang bisa membuat ekspor Indonesia tetap lesu. Apabila sentimen virus Corona bertahan lama, maka sepertinya ekspor masih sulit diharapkan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular