Newsletter

Korban Corona Tembus 'Level' 1.000, Saatnya Panik?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
11 February 2020 06:30
Wall Street Berayun Kencang ke Jalur Hijau
Foto: Hong Kong Terkena Corona. (AP Photo/Kin Cheung)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) berayun kencang ke jalur hijau pada perdagangan Senin (10/2/2020) setelah investor sempat labil antara menyambut data positif ekonomi AS ataukah mengantisipasi risiko wabah virus corona di China.

Indeks Dow Jones menguat 174,31 poin (0,6%) ke 29.276,82 setelah anjlok lebih dari 100 poin pada pembukaan. Indeks S&P 500 menguat 0,6% ke 3.352,09 sedangkan Nasdaq bertambah 1% ke 9.628,39.

Per Minggu malam, pemerintah China mengumumkan bahwa jumlah pengidap virus asal Wuhan tersebut telah mencapai 40.171 orang, dengan 908 di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, 14 orang berkewarganegaraan AS terbukti positif mengidap virus tersebut ketika menumpang kapal pesiar yang dikarantina di Jepang.

Namun meski jumlah korban meninggal terlihat besar, dan bahkan disebut-sebut telah melampaui jumlah korban virus severe acute respiratory syndrome (SARS), sebenarnya secara bersamaan 3.000 orang dinyatakan sembuh dari virus ini.

Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa Negeri Panda tersebut akan mempercepat pengembangan obat untuk mengendalikan virus sejenis pneumonia tersebut. Dia juga berjanji bahwa China akan menang melawan virus corona, meski mengakui bahwa situasi saat ini buruk.

"Durasi virus ini akan menentukan sepanjang apa bisnis bakal terpengaruh dan apa efek yang akan terjadi pada perekonomian China dan dunia," tutur Bruce Bittles, Chief Investment Strategist Baird, sebagaimana dikutip CNBC International.

Saham Apple anjlok lebih dari 1% di tengah kekhawatiran wabah tersebut akan mengganggu produksi iPhone. Reuters melaporkan bahwa Foxconn, salah satu penyuplai terbesar Apple sudah memulai produksi di pabriknya, tetapi hanya dengan 10% dari karyawan.

"Investor bursa terpecah antara ketakutan bahwa virus corona bisa terus menyebar, memperberat pertumbuhan ekonomi global, dan optimisme dari indikator ekonomi global yang menunjukkan pembalikan pertumbuhan," tutur Chief Investment Strategist Yardeni Research, Ed Yardeni, dalam laporan risetnya.

Bursa saham pada Jumat pekan lalu memang terkoreksi hingga 200 poin, menghentikan penguatan empat hari berturut-turut menyusul kekhawatiran bahwa virus berkode 2019-nCov tersebut bakal memukul ekonomi dunia. Namun sepanjang pekan, indeks S&P 500 masih terhitung loncat 3,2%.

Pemodal pekan lalu bahkan menafikan positifnya rilis data tenaga kerja AS, yang mencatatkan 225.000 pekerjaan baru pada Januari, melampaui ekspektasi pasar yang hanya mengestimasikan angka 158.000. Institute for Supply Management (ISM) pekan lalu menyebutkan bahwa aktivitas manufaktur di AS bulan lalu berbalik ekspansif diikuti sektor jasa.

Namun pada Senin, pemodal kembali memfaktorkan data positif tersebut ke dalam perhitungan risiko investasi mereka, sehingga mereka mengoleksi kembali saham-saham unggulan meski tidak ada data ekonomi besar di AS dan rilis kinerja keuangan emiten kakap per kuartal IV-2019.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular